Sebelum menguraikan ramalan terkait bidang yang satu ini, saya ingin terlebih dahulu membatasi apa yang dinamai dengan bisnis maritim itu.
Lazimnya, usaha maritim/kemaritiman mencakup pelayaran, pelabuhan dan galangan kapal. Kadang ada pula yang memasukkan usaha pengerahan awak kapal (manning atau crewing).
Belakangan kegiatan logistik – yang mengurusi perpindahan kargo melalui berbagai moda – dianggap juga bisnis maritim. Jadi, tidak ada batasan yang rigid.
Saya mencoba memproyeksikan peruntungan sektor bisnis maritim tersebut tahun depan dalam karangan ini.
Hanya beberapa saja. Seperti galangan kapal, pelayaran dan pelabuhan. Pasalnya, ketiga usaha ini yang paling banyak mendapat perhatian dunia sejak merebaknya virus corona.
Ambil contoh pelayaran wisata atau cruise. Sektor ini membetot perhatian publik internasional ketika operator cruise memulangkan puluhan ribu kru mereka yang terjangkit. Demikian pula penumpangnya.
Sampai saat ini geliat pelayaran wisata masih belum pulih.
Sementara sektor pelabuhan menjadi sorotan dunia karena banyak yang ditutup, khususnya di China, demi meredam penyebaran virus.
Efek langkah ini terasa sampai sekarang. Sebuah portal berita nasional menyebut “kiamat kontainer” untuk mendeskripsikan efek itu.
Mengingat sektor pelayaran memiliki berbagai sub-sektor seperti dry bulk, tanker, chemical, dll, saya hanya akan fokus pada pelayaran peti kemas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.