"Berarti 50 miliar setahun, yang kita lakukan kita pakai cash internal dulu, kita enggak sanggup lagi bayar bunga karena bunga itu ratusan miliar. Kita menghemat dari sisi capital, di mana proyek kita suruh melakukan process balancing 70 persennya, dan itu terjadi," ujar dirut Antam ini.
Sebenarnya, lanjut Dana Amin, secara struktur capital Antam di investasi SGAR tidak terbebani secara bunga.
"Persoalannya benar tadi kemampuan eksekusi project, selalu di situ, ngak cuma di Antam, bukan kita ngeles, tapi selalu begitu," imbuhnya.
Oleh karena itu, ia berharap bantuan dan dukungan Komisi VI untuk bagaimana menghindari risiko-risiko klasik BUMN yang membuat projek itu tidak delivered.
"Umumnya adalah risiko konstruksi, ada persoalan antarpemegang saham, ada persoalan teknologi, sekarang lebih lucu lagi persoalan internal kontraktor," ungkap Dana Amin.
Lebih lanjut, perihal return of investment capital diakuinnya memang sangat berpengaruh terhadap manajemen Antam.
"Kami lihat seringkali return yang didapatkan hari ini digerus oleh investor capital yang tidak menghasilkan, kami biasanya menikmati investasi zaman dulu, pabrik pemurnian tahun 70an, kemudian pabrik pemurnian menggunakan PMN tahun 80. Sementara investasi-investasi baru yang dilakukan di akhir 90an sampai awal 2000, mulai 2005, 2010, 2015, 2017 sampai hari ini tidak menghasilkan, sehingga menyebabkan balancing Antam berat," kata dia.
Baca juga: Gandeng Hartadinata, Antam Luncurkan Perhiasan dan Emas Ukuran Mikro
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Aneka Tambang (ANTM) bukukan laba Rp 1,7 triliun, ini komentar DPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.