APA yang bisa dipelajari dari kedai kopi yang pada tahun 2017 membuka gerai pertama di Menara Standard Chartered Jakarta dan pada penghujung 2021 tersua enam ratus gerai di empat puluh lima kota Indonesia? Dengan hadiah yang didamba semua perusahaan rintisan (startup); gelar unicorn? Kenangan! Ya, kenangan tentang perusahaan rintisan yang digagas tiga kaum muda dan hari ini melewati sukses etape pertama sebagai perusahaan bernilai lebih dari Rp 14,2 triliun.
Kopi Kenangan memang layak dikenang. Selain meraih unicorn ke sepuluh di Indonesia, Kopi Kenangan didaku oleh CEO-nya, Edward Tirtanata sebagai perusahaan rintisan food and beverages (F&B) pertama di Asia Tenggara yang melewati valuasi 1 milliar dolar AS.
Baca juga: Ketambahan Kopi Kenangan, Ini Daftar Startup Unicorn di Indonesia pada 2021
Tahun 2021 Kopi Kenangan mampu menjual 40 juta cangkir. Pun produknya berkembang dengan menjual aneka kudapan, seperti roti, ayam goreng hingga cookies. Alhasil Kopi Kenangan sah disebut perusahaan F&B.
Sukses etape kedua yang ingin dicapai oleh manajemen Kopi Kenangan adalah bermain di regional dan global. Artinya pada 2022 dimana ditargetkan tercapai penjualan 5,5 juta cangkir per bulan atau 66 juta cangkir per tahun, konsumen bisa dengan mudah menemukan gerai Kopi Kenangan di Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Beijing, Tokyo dan Seoul.
Selanjutnya merambah Dubai, Jeddah dan menyeberang ke Praha, Paris, London. Lalu terbang ke Los Angeles, Chicago dan New York. Sebuah visi besar menggetarkan yang jika terwujud akan menjadi kebanggaan Indonesia.
Pertanyaan reflektif adalah mengapa dalam waktu lima tahun Kopi Kenangan mampu bertumbuh signifikan?
Buku babon menyoal bisnis rintisan dan menjadi rujukan banyak pihak adalah “The Lean Startup: How Today’s Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Create Radically Successful Business” mahakarya Eric Ries.
Petuah Eric Ries jika Anda ingin mendirikan perusahaan rintisan maka Anda wajib memperhatikan tiga tahap.
Tahap pertama market validation. Bahwa perusahaan rintisan itu tetap menginjak bumi. Semua tidak di alam digital, di mana sering kenyataan dengan fantasi berbaur menjadi satu sehingga susah untuk mengidentifikasi apakah itu realitas atau bayang-bayang.
Untuk kasus Kopi Kenangan bahkan bisa dikatakan perusahaan ini bukan rintisan murni yang semua dikendalikan lewat platform dan produk turunannya. Kopi Kenangan ada produknya, ada gerainya. Platform dan perkakas digital lebih kepada perkakas pendukung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.