Sementara di tahun 2022, Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi karena besarnya potensi pemulihan. Hal ini terjadi karena membaiknya perekonomian global yang menyebabkan efek rambatan ke negara-negara berkembang.
"Kita lihat peluangnya masih besar di mana sektor perekonomian global relatif sudah mulai pulih. Kemudian beberapa negara yang jadi mitra dagang kita, vaksinasi relatif tinggi sehingga kita melihat ekonomi global akan ada perbaikan, pulih," beber dia.
Meski dia tidak memungkiri, ada sejumlah tantangan yang menghantui. Airlangga melihat rantai pasok global masih terganggu, utamanya di sektor logistik. Di sisi lain, ada normalisasi (tapering off) bank sentral AS, The Fed yang patut diantisipasi.
Di sisi lain, Singapura tengah menyiapkan strategi lain agar tetap menjadi financial center di kawasan. Indonesia kata Airlangga, tidak boleh kalah cepat mengambil kesempatan emas tersebut.
"Walau kita sudah punya SWF, tapi kita harus teliti apa yang dilakukan oleh negara-negara lain. Untuk tapering off tidak boleh khawatir karena secara underlying sektor keuangan kuat, perbankan relatif kuat, dan cadangan devisa di atas 140 miliar dollar AS," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.