JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 783,7 triliun sepanjang tahun 2021. Defisit setara 4,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, defisit lebih rendah Rp 222,7 triliun dari target APBN Rp 1.006,4 triliun. Begitu pun lebih rendah dibanding tahun 2020 yang tembus 947,7 triliun atau 6,14 persen dari PDB RI.
Baca juga: Biayai Defisit Fiskal, BI Sudah Borong SBN Rp 22,8 Triliun
"Defisit APBN realisasinya 783,7 triliun, jauh lebih kecil Rp 222,7 triliun dari APBN. Saya sudah memberikan indikasi pada bulan lalu defisit 2021 kemungkinan tembus 5,1-5,4 persen, tapi ternyata jauh lebih baik dari estimasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Tutup Defisit Fiskal Rp 1.400 Triliun, Ini Hitungan BI dan Pemerintah
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, defisit menurun -17,3 persen dari target APBN. Total defisit pun hanya 77,9 persen dari target APBN.
"Sejak Bulan November 2021 kita tidak lagi melakukan issuance SUN di pasar domestik karena kita melihat penerimaan akan keras dan pembiayaan utang lebih kecil dibanding tahun lalu," beber dia.
Baca juga: Defisit Fiskal Melebar, Amankah Anggaran Infrastruktur?
Adapun defisit yang lebih rendah terjadi karena adanya kenaikan penerimaan negara yang tembus 100 persen. Bendahara negara ini mencatat, pendapatan negara sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 2.003,1 triliun atau terealisasi 114,9 persen dari target APBN yang sebesar Rp 1.743,6 triliun
Pendapatan negara tumbuh sebesar 21,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 1.647,8 triliun.
"Sampai 31 Desember, pendapatan negara Rp 2.003,1 triliun. Tumbuh 21,6 persen lebih tinggi dari tahun lalu, ini adalah suatu recovery dan rebound yang cukup kuat," ucap Sri Mulyani.
Baca juga: Sambut 2022, Sri Mulyani: Medan Laga Kita Masih Terjal...
Penerimaan pajak tumbuh 19,2 persen (yoy) mencapai Rp 1.277 triliun, atau sudah mencapai 103,9 persen dari target APBN Rp 1.229,6 triliun.
Adapun kepabeanan dan cukai mencapai Rp 269 triliun atau tumbuh 26,3 persen. Bea dan cukai ini sudah mencapai 125,1 persen dari target APBN Rp 215 triliun.
"Jadi yang tadinya penerimaan pajak tahun 2019 mencapai Rp 1.332,7 triliun, tahun 2020 kembali nyaris hanya cuma Rp 1.072 triliun. Dan sekarang sudah mulai cover di Rp 1.277 triliun," ucap dia.
Sementara, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), tercatat tumbuh 31,5 persen (yoy) menjadi Rp 452 triliun. Hingga Desember 2021, realisasinya mencapai 151,6 persen terhadap APBN.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.