Sebagai contoh, Stasiun Semarang Poncol yang selesai dibangun pada 1911 dimiliki oleh perusahaan kereta api Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Sementara itu, Stasiun Semarang Tawang yang bertetangga dengan Stasiun Semarang Poncol dibangun pada tahun 1914 oleh perusahaan perkeretaapian lainnya Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).
Baca juga: Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Melaksanakan Tanam Paksa?
Hal yang sama juga berlaku untuk Stasiun Lempuyangan (Yogyakarta) yang dioperasikan oleh perusahaan kereta api milik negara Staatsspoorwegen (SS), sedangkan Stasiun Tugu dimiliki oleh swasta yakni Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Perlu diketahui, setelah Jepang masuk ke Indonesia pada 1942, semua aset kereta api di Indonesia dikelola oleh Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api).
Baru pada tahun 1946 atau setelah Indonesia merdeka, Rikuyu Sokyoku kemudian diubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) melalui Maklumat Kementerian Perhubungan No. 1/KA Tahun 1946.
DKARI ini yang kemudian jadi cikal bakal terbentuknya BUMN PT KAI. Semua aset perkeretaapian pun kemudian berada di bawah PT KAI, baik jaringan rel kereta maupun bangunan stasiunnya.
Baca juga: Ironi Gula, Eksportir Era Hindia Belanda, Jadi Importir Usai Merdeka
Sebagai perusahaan yang melakukan monopoli kereta api, stasiun yang saling berdekatan itu kemudian tetap difungsikan untuk melayani naik turun penumpang yang dibedakan dengan rute maupun kelas kereta yang berbeda.
Seperti Stasiun Cirebon atau Kejaksan yang banyak diperuntukkan kereta eksekutif dan bisnis, sedangkan Stasiun Prujakan lebih banyak dipakai untuk pemberhentian kereta kelas ekonomi.
Pemerintah Kolonial Belanda membangun jaringan rel kereta api sepanjang lebih dari 7.400 km di Jawa dan Sumatera yang dimulai sejak 1875.
Namun, pasca-kemerdekaan, banyak jalur rel kereta api yang sudah terbangun ini tidak beroperasi alias mati. Beberapa jalur bahkan kini sudah tak berbekas sama sekali.
Baca juga: Benarkah VOC Belanda Perusahaan Terkaya Sejagat dan Kalahkan Apple?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.