Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dropship: Pengertian, Cara Kerja, Keuntungan dan Kekurangannya

Kompas.com - 21/01/2022, 18:10 WIB
Nur Jamal Shaid,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comDropship adalah salah satu cara bisnis online yang paling diminati. Dropshipping bisa menjadi alternatif bagi mereka yang ingin merintis usaha namun terkendala karena minimnya modal. Lantas, apa itu dropship?

Dikutip dari laman Shopify, dropshipping atau dropship adalah metode pemenuhan pesanan di mana toko tidak menyimpan produk yang dijualnya dalam stok. Sebaliknya, toko membeli produk dari pemasok pihak ketiga yang kemudian mengirimkan barang langsung ke pembeli.

Dengan kata lain, dropship artinya sistem penjualan di mana penjual atau dropshipper hanya perlu memasarkan dan menjual barang milik pihak lain tanpa perlu menyetok barang terlebih dahulu.

Perbedaan terbesar antara model ritel standar dengan dropship adalah bahwa pedagang yang menjual tidak menyimpan atau memiliki inventaris. Penjual dalam sistem dropship adalah mereka bertindak sebagai perantara.

Baca juga: Selain Omicron, Ekonomi RI 2022 Juga Dipengaruhi oleh Kenaikan Tarif Listrik, Elpiji, BBM hingga Cukai Rokok

Karena itu, sistem dropshipping memungkinkan penjual hanya membeli persediaan sesuai kebutuhan dari pihak ketiga untuk memenuhi pesanan.

Sementara, mengutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya, dropship adalah skema bisnis online yang sedang tren. Bisnis dropship bisa dilakukan di mana pun asalkan memiliki koneksi jaringan internet.

Barang yang bisa dijual pun sangat banyak. Pasalnya, banyak penyedia atau pemasok barang berbagai produk yang menyediakan penjualan dropshipping untuk para mitranya seperti kosmetik, makanan dan minuman, obat, pakaian, dan elektronik.

Konsep bisnis dropshipping yakni si penjual dropship (dropshipper) menghubungkan produsen atau pemasok (biasanya importir atau pusat kulakan) dengan pembeli. Dalam hal ini, dropshipper menjadi pihak ketiga.

Baca juga: Geser Astra, ARTO Masuk 5 Besar Market Cap

Bisnis dropship adalah bisnis yang paling mudah dilakukan karena bisa dilakukan tanpa modal besar, bahkan bisa dikatakan tanpa modal sama sekali.

Dalam skema kerja sama dropship, dropshipper tidak perlu mengeluarkan modal karena semua sudah diurus oleh pemasok. Tugas dropshipper hanya mencari pelanggan.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, dropshipper memanfaatkan penjualan via online, terutama lewat media sosial dan e-commerce.

Keuntungan dropshipper berasal dari margin harga jual ke pelanggan dikurangi dengan harga beli dari supplier yang ditambah dengan ongkos kirim.

Dropship adalah sistem penjualan di mana penjual hanya perlu memasarkan dan menjual barang milik pihak lain tanpa perlu menyetok barang terlebih dahulu. Freepik Dropship adalah sistem penjualan di mana penjual hanya perlu memasarkan dan menjual barang milik pihak lain tanpa perlu menyetok barang terlebih dahulu.

Perbedaan dropship dengan reseller

Arti dropship seringkali disamakan dengan reseller. Perbedaannya dalam skema dropship, barang bisa dikirim langsung dari pemasoknya ke pembeli.

Baca juga: Mulai Berlaku 1 April 2022, Ini Langkah PLN Jelang Pemberlakuan Pajak Karbon

Sehingga penjual tak perlu menyediakan tempat dan repot menyimpan maupun melakukan pengemasan barang untuk dikirim ke pembelinya.

Perbedaan lainnya, reseller biasanya harus mengeluarkan modal untuk membeli stok barang dari pemasok untuk kemudian dijual kembali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com