Saat ini saja, Bandara Internasional Ngurah Rai Bali sudah mulai menerima permintaan pengaktifan rute penerbangan dari maskapai KLM Royal Dutch Belanda, serta Scoot Tiger Air dan Jetstar Airways yang keduanya dari Singapura.
Sebelumnya Singapore Airlines juga sudah melakukan terbang perdana dari Singapura ke Bali.
Di dalam negeri, maskapai-maskapai yang sudah eksis seperti Lion Air Group dan Garuda Indonesia Group sudah mulai menerbangi kembali rute-rute yang dibekukan selama pandemi dan menambah frekuensi penerbangan di rute-rute yang selama ini tetap diterbangi.
Maskapai lainnya juga tengah bersiap-siap. Bahkan ada juga maskapai baru yang siap-siap beroperasi.
Memang penerbangan domestik belum semuanya kembali normal, karena banyak pesawat yang terpaksa dikembalikan ke lessor dan awak maskapai yang terpaksa dirumahkan sementara.
Namun justru inilah yang harus diantisipasi. Keterbatasan dari industri penerbangan nasional saat ini harus bisa mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang jika terjadi rebound.
Keselamatan, keamanan dan layanan bisnis penerbangan tetap harus terjaga dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dan hal tersebut perlu kerja sama antara operator, regulator, masyarakat dan stakeholder lainnya.
Hal pertama yang perlu dipersiapkan tentunya terkait pesawat dan sumber daya manusianya. Baik itu perawatan, kelaikudaraan hingga jumlahnya harus dijaga dan diawasi dengan ketat.
Jangan sampai karena tuntutan jumlah penerbangan yang semakin banyak, lalu perawatan pesawatnya sedikit dilonggarkan.
Begitu juga terkait sumber daya manusia, baik itu awak pesawat maupun teknisi, harus dipersiapkan secara baik dan tidak dipekerjakan melebihi waktu kerja sesuai aturan yang berlaku.
Apalagi nanti dipastikan akan banyak awak pesawat dan teknisi yang selama ini dinonaktifkan lalu dipekerjakan kembali.
Tentu mereka perlu mendapatkan penanganan yang lebih dibanding personel yang selama ini tetap bekerja.
Misalnya terkait dengan pembiasaan dan refleks dalam bekerja, seperti yang diamanatkan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) dalam laporan akhir tahun 2021 lalu.
Satu lagi yang perlu diperhatikan terkait keselamatan penerbangan adalah navigasi penerbangan.