Psychological Capital adalah sumber daya positif individu yang dapat meningkatkan kinerja dan kesuksesan individu dalam pekerjaannya mencakup empat sumber daya, yaitu harapan, efikasi diri, resiliensi, dan optimisme. Modal-modal tersebut dapat disingkat menjadi HERO.
H(arapan) didefinisikan sebagai bertekun dalam tujuan dan mengarahkan diri dalam mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan E(fikasi diri) adalah kepercayaan diri bahwa mampu dalam melakukan segala sesuatu.
Lalu R(esiliensi) merupakan kemampuan diri untuk tidak menyerah dan bangkit kembali ketika dilanda masalah.
O(ptimisme) adalah melihat situasi masa kini dan masa depan dengan positif.
Bagaimana Psychological Capital dapat membantu para pelaku UMKM?
Berbeda dari orang-orang yang bekerja di sebuah perusahaan, para pelaku usaha seringkali
mengalami berbagai persoalan serta ketidakpastian dalam menjalankan bisnisnya.
Tidak seperti karyawan yang setiap bulannya pasti memiliki penghasilan dengan nominal tertentu, penghasilan para pengusaha tidak pernah pasti.
Bisa saja bulan ini omset meningkat, namun kemudian bulan berikutnya dapat menurun atau minim.
Nah, psychological capital sangat dibutuhkan agar pelaku usaha UMKM mampu menghadapi ketidakmenentuan tersebut, serta mencari langkah yang terbaik untuk usahanya.
Ketika pelaku usaha memiliki psychological capital tinggi, pelaku usaha akan meyakini kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dan dimanifestasikannya dalam bentuk tindakan kreatif untuk mengatasi persoalan dalam usahanya (Roosdiana, 2020).
Psychological Capital juga membuat pengusaha dapat menjadi lebih inovatif karena ia melihat
masa depan sebagai sebuah kesempatan.
Selain itu, percaya bahwa ia mampu menggunakan kesempatan tersebut menjadi peluang, sehingga hal itu melandasi dirinya untuk dapat berinovasi.
Bagaimana cara untuk mengembangkan PsyCap?
Dilansir dari Positive Psychology, Birgit Ohlin, MA, BBA memberikan beberapa langkah praktis
yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha UMKM untuk meningkatkan modal HERO yang
dimiliki.