Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balas Sanksi Barat, Putin Larang Ekspor-Impor Sejumlah Komoditas

Kompas.com - 09/03/2022, 10:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber TASS

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk melarang maupun membatasi keluarnya produk-produk tertentu dan bahan mentah tertentu dari Rusia untuk diekspor. Ia juga melarang sejumlah komoditas di impor ke Rusia.

Mengutip media nasional Rusia, TASS, Rabu (9/3/2022), Pemerintah Rusia akan menentukan produk tersebut lebih lanjut. Hal ini tertuang dalam dekrit tentang langkah-langkah ekonomi asing khusus untuk memastikan keamanan Rusia.

Rencananya, larangan bakal berlaku setahun penuh, yakni hingga 31 Desember 2022.

Baca juga: Pepsi, Coca-Cola, McDonalds, dan Starbucks Setop Operasi di Rusia

"Pastikan penerapan langkah-langkah ekonomi khusus berikut hingga 31 Desember 2022: larangan ekspor dan impor produk dan/atau bahan mentah sesuai dengan daftar yang akan ditentukan oleh pemerintah Federasi Rusia," tulis dokumen tersebut, dikutip dari TASS.

Selain menentukan barang mana saja yang dilarang ekspor dan impor, Rusia juga bakal menentukan daftar negara bagian yang menerapkan keputusan larangan ekspor dan impor. Daftarnya akan ditentukan dalam waktu dua minggu.

Namun, pembatasan tidak mencakup produk atau bahan baku yang diangkut oleh warga negara Rusia untuk kebutuhan pribadi mereka.

Baca juga: Rusia Sebut Embargo Minyak oleh Negara Barat Bakal Bawa Bencana bagi Pasar Global

Putin memerintahkan larangan akan diterapkan untuk produk tertentu atau perusahaan tertentu. Perusahaan tersebut akan ditetapkan lebih lanjut oleh kabinet.

Balasan untuk Negara Barat

Larangan ini melengkapi langkah ekonomi yang diputuskan Putin dalam Keputusan Presiden sebelumnya, sebagai tanggapan atas sanksi ekonomi AS dan Uni Eropa serta beberapa negara lain yang turut berpartisipasi. Langkah tersebut dinilai perlu diambil untuk memastikan stabilitas keuangan Rusia.

Dekrit tersebut telah ditandatangani untuk memastikan keamanan Rusia dan tidak terganggunya operasi industri.

Beberapa waktu lalu, Rusia juga menentukan beberapa negara di dunia yang dianggap tidak bersahabat. Negara itu mencakup AS, Kanada, negara-negara Uni Eropa, Inggris, Ukraina, Montenegro, Swiss, Albania, Andorra, Islandia, Liechtenstein, dan Monako.

Lalu, Norwegia, San Marino, Makedonia Utara, Jepang, Korea Selatan, Australia, Mikronesia, Selandia Baru, Singapura, dan Taiwan.

Baca juga: Pasar Khawatir Rusia Gunakan Kripto untuk Hindari Sanksi, Cek Harga Bitcoin dkk Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com