Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Literasi Keuangan Digital, Milenial Wajib Simak 3 Hal Ini

Kompas.com - 11/03/2022, 18:48 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Head of External Affairs Kredivo Andy N. Gultom mengatakan, ada jarak yang cukup jauh antara masyarakat yang dapat menjangkau layanan keuangan digital dengan pengetahuan mereka tentang keuangan itu sendiri.

Di samping itu, Kepala Bagian Edukasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Primandanu Febriyan Aziz merinci, anak muda memiliki indeks literasi keuangan lebih tinggi sekitar 44-47 persen. Jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata indeks literasi keuangan umum sebesar 38 persen.

Sebagai informasi, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia sebesar 38,03 persen. Sedangkan, indeks inklusi keuangan sebesar 76,19 persen.

"Dengan gap yang sebegitu jauh membuat urgensi peningkatan literasi keuangan semakin krusial," terang dia dalam acara Diskusi Virtual Generasi Djempolan Kredivo pada Jumat (11/3/2022).

Baca juga: BCA Tetap Pertahankan Kantor Cabang di Tengah Digitalisasi Bank, Ini Alasannya

Sebagai gambaran, Kredivo mencatat ada 21 juta konsumen digital baru selama pandemi 2020 sampai paruh pertama tahun 2021. Ini membuktikan, ada banyak anak muda yang dapat mengakses layanan keuangan digital.

Untuk itu, ia mengatakan ada tiga poin penting yang perlu diperhatikan anak muda dalam mengatur keuangannya. Berikut ini tiga poin penting yang dapat diaplikasikan anak muda dalam mengatur keuangannya:

1. Set priority

Andy bilang, kemampuan ini tidak hanya berguna dalam mencapai tujuan finansial, tetapi juga akan berguna dalam banyak keperluan.

Mengutamakan prioriitas menurutnya penting untuk tahu batasan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

2. Value over price

Kemampuan ini harus dimiliki generasi muda. Milenial perlu memahami nilai dari pengeluaran dan pemanfaatan keuangan, bukan hanya asal mahal tetapi harus memiliki nilai lebih.

Ia mencontohkan, misalnya saat membeli HP jangan pertama-tama lihat harganya, tetapi perhatikan manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari barang tersebut.

Baca juga: Bulog Bakal Impor Kedelai 2,5 Juta Ton

3. Best of both worlds

Seorang anak muda sudah selayaknya memahami perkembangan digital atau sering disebut tech-savvy. Berbarengan dengan itu, mereka juga perlu untuk menyeimbangkan diri dengan pengetahuan atas pengaturan keuangan.

Andy menambahkan, seorang anak muda jangan hanya mampu mengakses layanan keuangan, tetapi wajib membekali diri dengan pengetahuan atas layanan keuangan tersebut.

Financial Educator & Co-Founder Thirty Days of Lunch Podcast Fellexandro Ruby menambahkan, pentingnya karyawan baru dan wirausaha untuk memiliki dana darurat.

"Dana darurat karyawan paling tidak bisa untuk 3 sampai 6 bulan biaya hidup. Sedangkan, untuk pengusaha dianjurkan bisa menopang 6 sampai 12 bulan. Jumlah tersebut untuk beradaptasi ketika ada kondisi tidak terduga. Ini kita bicara biaya hidup ya, bukan pendapatan," terang Ruby.

Baca juga: Makin Deras, Modal Asing Keluar dari Indonesia dalam Sepekan Capai Rp 21,46 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com