Sekadar catatan, krisis jilid satu ditandai dengan terjadinya kekurangan (shortage) peti kemas di berbagai pelabuhan di Asia akibat tersangkutnya ratusan ribu peti kemas di pelabuhan AS dan Eropa.
Sementara itu, krisis pelayaran peti kemas jilid dua dicirikan dengan terjadinya congestion (kemacetan) parah di pelabuhan-pelabuhan utama dunia.
Kapal-kapal mengantre, baik di pelabuhan maupun di lokasi labuh jangkar di sekitarnya, menunggu dilayani oleh operator pelabuhan.
Antrean paling parah terjadi di pelabuhan Los Angeles dan Long Beach di Negeri Paman Sam. Sempat ratusan kapal mengular di kedua fasilitas tersebut. Jumlahnya kini sudah menurun ke puluhan unit saja.
Berapa sih jumlah peti kemas yang akan menumpuk hingga menyebabkan oversupply?
Menurut berbagai perhitungan, setidaknya akan terjadi kelebihan kontainer sekitar 3,5 juta twenty foot equivalent unit (TEU) hingga akhir 2022.
Dan, angka ini hanya untuk rute transpasifik saja. Peti kemas sebanyak itu nantinya akan menumpuk di terminal peti kemas maupun depo-depo kontainer di berbagai negara.
Masuknya jumlah peti kemas semasif itu sebetulnya dimulai sejak krisis pelayaran kontainer (jilid satu dan dua) merebak.
Dilakukan oleh pabrikan kontainer asal China. Ada tiga produsen di negara ini, yaitu China International Marine Containers (CIMC), Dong Fang International Containers dan Changzhou Xinhuachang International Containers (CXHIC).
Masing-masing dengan output 580.000 twenty-foot equivalent unit (TEU), 358.000 TEU dan 200.000 TEU.
Dengan produksinya CIMC menguasai sekitar 42 persen pasar peti kemas dunia, sementara Dong Fang menguasai 26 persen pasar. Adapun CXHIC menguasai sekitar 14 persen.
Agregat produksi ketiganya, sekitar 82 persen, menjadikan negeri Tirai Bambu penguasa pasar peti kemas dunia.
Menurut data Drewry, firma konsultan maritim internasional, perusahaan-perusahaan tersebut pada tahun 2020 memproduksi 3,1 juta TEU.
Sementara itu, menurut Billie Box, firma yang menjual peti kemas, saat ini di dunia terdapat sekitar 17 juta kontainer.
Peti kemas ini ada yang dimiliki oleh pelayaran dan hal ini dengan mudah dikenali dari logo yang ada di badannya.
Ada pula yang dioperasikan oleh perusahaan non-vessel owned cargo carrier (NVOCC) alias forwarder; biasanya tanpa logo di badan peti kemas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.