Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditopang Ekspor, CORE Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen di Kuartal I 2022

Kompas.com - 19/04/2022, 16:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 mampu mencapai 4,5 persen hingga 5 persen. Secara keseluruhan, pertumbuhan bisa berada di rentang 4-5 persen sepanjang tahun 2022.

Berbeda dengan kondisi sebelum pandemi, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, pertumbuhan ini akan lebih banyak ditopang oleh kinerja ekspor alih-alih konsumsi rumah tangga.

Baca juga: Bank Dunia Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jadi 3,2 Persen, Imbas Perang Rusia-Ukraina

Kendati begitu, konsumsi rumah tangga turut menopang pertumbuhan. Meski terjadi peningkatan kasus Omicron pada Januari - Februari 2022, peningkatan konsumsi jauh lebih baik dibanding kuartal III tahun 2021 saat Indonesia dihantam pandemi Covid-19 varian Delta.

"Kami prediksi di kuartal I tahun ini potensi pertumbuhan ekonomi antara 4,5-5 persen. Dan ini disebabkan adalah dorongan net ekspor yang besar, tapi juga kontribusi dari konsumsi domestik lebih signifikan," kata Faisal dalam webinar CORE Quarterly Review 2022 di Jakarta, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: China Masih Pangsa Pasar Terbesar Ekspor RI hingga Maret 2022

Faisal mengungkapkan, kinerja ekspor masih akan baik sepanjang tahun 2022. Kinerja ini didukung oleh tingginya harga-harga komoditas unggulan Indonesia.

Pada Maret 2022, nilai ekspor Indonesia tembus 26,50 miliar dollar AS, menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Badan Pusat Statistik mencatat, kinerja ekspor itu meningkat sebesar 29,42 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 44,36 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga: Neraca Dagang RI Surplus Lagi 4,53 Miliar Dollar AS, Terbesar dengan AS

Hal ini membuat neraca perdagangan RI pada Maret 2022 tercatat surplus sebesar 4,53 miliar dollar AS. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan mencapai 9,33 miliar dollar AS.

"Konsumsi rumah tangga kuartal I 2022 sudah lebih mild dibanding konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2021, walau belum full swing. Tapi yang lebih besar adalah dorongan dari net ekspor yang besar sehingga pertumbuhan bisa mencapai range 4,5-5 persen," ucap Faisal.

Di sisi lain, pertumbuhan juga dipengaruhi oleh factor base effect dari pertumbuhan ekonomi di periode yang sama tahun lalu. Tercatat pada kuartal I 2021, pertumbuhan ekonomi RI masih tercatat minus 0,74 persen.

"Jangan lupa di kuartal I 2022 juga ada low base effect karena kuartal I 2021 itu masih -0,7 persen. Jadi untuk full year (prediksi) kita masih sama (seperti) di outlook sebelumnya, yakni 4-5 persen," jelas dia.

Baca juga: Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ekspor RI Maret 2022 Tembus 26,50 Miliar Dollar AS

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com