Namun potensi ancaman tetap ada, terutama setelah Putin memutuskan menginvasi Ukraina yang menyebabkan ekonomi global semakin panas.
Untungnya, perekonomian Amerika tak membaik sebagaimana diharapkan, sehingga tak mengurangi daya tarik investasi di negara-negara emerging market seperti Indonesia.
Selain itu, ada juga ancaman dari ulah para carry trader, sejenis spekulan global, yang hidup dari perbedaan suku bunga berbagai instrumen keuangan di seluruh dunia, mulai dari carry trader mata uang sampai pada carry trader surat berharga seperti surat utang negara bertenor panjang dan berisiko rendah.
Dan saya kira, suku bunga BI dan berbagai instrumen keuangan di Indonesia masih akan sangat kompetitif jika berhadapan dengan kenaikan Fed Fund Rate yang hanya sekira 0,25 basis point nanti dengan kisaran implikasi sekitar 0.5 – 1 basis point kepada suku Bunga instrument keuangan lainya di Amerika.
Indonesia perlu merespon di saat The Fed tetap menaikan suku bunga setelah FFR berada di atas 1 persen ke atas, karena diferential rate terlalu tipis di mata para investor global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.