Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ecoprint" Desa Nelayan di Belitung Bakal Dipamerkan dalam Presidensi G20

Kompas.com - 31/05/2022, 13:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membawa ecoprint kampung nelayan maju (Kalaju), Desa Suak Gual, di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk dipamerkan dalam gelaran Presidensi G20 Indonesia.

Menurut Plt. Direktur Perizinan dan Kenelayanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Mochamad Idnillah, selain sektor kelautan dan perikanan, Desa Suak Gual memiliki keanekaragaman sumber daya alam tumbuhan yang beragam. Potensi tersebut didorong melalui produk ecoprint dari bebagai tumbuhan lokal.

Ia menjelaskan, hasil pemberdayaan wanita nelayan dalam bentuk ecoprint tersebut rencananya akan dipamerkan pada rangkaian kegiatan Presidensi Indonesia G-20 pada bulan Oktober hingga November mendatang.

“Potensi itu kita manfaatkan dengan memberdayakan wanita nelayan setempat. Mereka mudah dan tidak gagap menerima inovasi sehingga kami coba latih dan berikan bantuan berupa kain serta perlengkapan pendukung untuk mengembangkan ecoprint tersebut,” ujar dia dalam keterangan resmi, dikutip Kompas.com Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Cerita Pengusaha Batik Ecoprint Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Jadi mata pencaharian alternatif

Idnillah mengatakan, Suak Gual adalah salah satu kampung nelayan maju karena didukung struktur geografi dan semangat para penduduknya untuk mengikuti setiap pelatihan yang diadakan KKP.

Menurut dia, banyaknya daun dan bunga yang hanya ada di Desa Suak Gual sebagai bahan dasar alami juga membuat ecoprint di desa ini menjadi lebih unik dan artistik.

Seorang wanita nelayan Ruminah mengatakan, pelatihan ecoprint ini sangat membantu para istri nelayan. Tak hanya kreativitas, tetapi juga dalam perekonomian keluarga sebagai mata pencaharian alternatif (MPA).

“Sejak pelatihan kami banyak mencoba berbagai macam daun, setiap kali jalan sedikit kami jadi sering memperhatikan beberapa daun, dan berpikir sepertinya daun itu bisa dijadikan bahan ecoprint atau cetakannya. Jadi sudah banyak juga kami bereksperimen hingga sekarang,” terang Ruminah.

Baca juga: Menaker Janji Beri Pelatihan Digital Marketing ke Perajin Ecoprint

Ruminah juga mengatakan ibu-ibu di Desa Suak Gual sangat antusias dengan program bantuan yang diberikan oleh KKP. Uniknya, tidak hanya dikerjakan para wanita nelayan, tetapi juga para nelayan.

“Biasanya kalau saat musim tidak melaut suami kami juga sering ikut membantu membuat kerajinan ecoprint ini. Mereka membantu menggulung dan mengikat kain yang sudah kami tempeli dedaunan agar lebih kencang sehingga corak daunnya akan lebih muncul pada kain tersebut,” imbuhnya.

Adapun beberapa produk yang berhasil dibuat oleh masyarakat Desa Suak Gual berupa tas tangan, goodie bag, selendang, pashmina, tas laptop, pouch, dan topi dengan kualitas yang layak untuk pasar internasional.

Antusiasme dari para penduduk di Desa Suak Gual inilah yang akhirnya membuat KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap mengembangkan potensi tersebut untuk dipamerkan saat Presidensi G20 Indonesia.

Sedikit catatan, semenjak dicanangkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Maret 2021 sebagai kampung nelayan maju (Kalaju), Desa Suak Gual berubah menjadi objek wisata baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com