Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Sasar Korsel Jadi Pasar Produk-produk Digital Indonesia

Kompas.com - 08/06/2022, 13:52 WIB
Aprillia Ika

Editor

SEOUL, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) fokus mendorong produk ekonomi digital Indonesia untuk menembus perdagangan internasional layaknya ekspor barang.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga saat kunjungan kerja ke Duta Besar Korea Selatan, Rabu, 8 Juni 2022.

Jerry mengatakan pihaknya saat ini fokus terhadap dua produk ekonomi digital. Yakni aset kripto dan industri game online karya anak bangsa Indonesia.

"Saya fokus dua produksi digital pertama kripto dan kedua aset kripto," kata Jerry melalui keterangannya, Rabu (8/6/2022). 

Baca juga: Mendag Cari Kepala Bappebti Baru, Ini Kriteria yang Diminta Presiden...

Aset kripto dan rencana bursa kripto

Menurut Jerry, regulator aset kripto berada di bawah Bappebti dan merupakan komoditas atau aset bukan alat pembayaran.

Jerry merinci, pemain kripto di Indonesia terus bertumbuh sejak 2019 lalu. Ia sendiri sebagai Wamendag agresif mengembangkan kripto di Indonesia dengan mencari pemain dan membentuk asosiasi.

Hal yang dilakukan tersebut tidak sia-sia. Terbukti, Kemendag mencatat, nilai transaksi aset kripto di Indonesia sebesar Rp64,9 triliun pada 2020 dan tercatat Rp859,4 triliun pada 2021. Adapun pada periode Januari-Februari 2022, tercatat Rp83,8 triliun.

Baca juga: Aspakrindo: Aset Kripto Sudah Tidak Dipandang Sebelah Mata...

Selanjutnya, pemain kripto di Indonesia rerata usia 21-30 tahun dengan jumlah 12,7 juta per Februari 2022.

"Ini peningkatan luar biasa. Kondisi ini harus terus didorong supaya kontributif bagi negara terutama dari sisi pajak," ujar Jerry.

Oleh karena itu, saat ini Kemendag pun terus menggodok aturan agar aset kripto masuk bursa.

Adapun bursa kripto akan memiliki fokus pada perlindungan pelaku usaha agar hubungan antar semua pihak bisa berjalan dengan baik, jelas, dan aman.

"Ketika bursa sudah ada, hanya aset kripto yang telah memenuhi syarat bisa masuk ke dalamnya," kata Jerry.

Baca juga: Jumlah Investor Kripto Indonesia Tembus 12,4 Juta Orang, di Dunia Urutan 25 Terbesar

 

Game online

Kedua, Kemendag fokus dalam industri game online, yang mana saat ini terus bertumbuh di Indonesia.

Jerry mencontohkan, game online asal Bandung bisa diekspor ke luar negeri sama halnya seperti barang.

"Bayangkan jika satu fitur dalam satu game harganya Rp 10.000. Jika ada 100 atau bahkan 500 juta yang download dengan beli, maka dikali Rp 10.000, jumlahnya sangat besar dan potensial jadi pemasukan baru," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan Dubes RI untuk Korea Selatan agar produk game bisa menjadi salah satu produk unggulan, selain kripto.

Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto mengaku senang dan menyambut baik kunjungan kerja Wamendag di Seoul dan Busan.

Pihaknya akan membantu Kemendag mengembangkan ekonomi digital di negara tersebut.

"Saya tidak mau terkotak dalam usaha untuk memajukan ekonomi secara holistik. Sebagai duta besar tentunya akan mendukung langkah pemerintah," kata Gandi.

Dia menyebut, saat ini di Korea Selatan sendiri sudah memiliki fungsi ekonomi baru yakni ekonomi digital dan startup. "Ini mungkin baru di KBRI Korea Selatan," lanjutnya.

Dubes Gandi optimistis kunjungan wamendag akan semakin meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia ke Korea, khususnya dalam produk eskpor.

Dia juga siap mendukung program produk digital yang dilakukan Wamendag, khususnya untuk aset kripto dan game online, mengingat pasar dan pangsa produk digital di Korea sangat potensial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com