Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jadi Kabupaten Penyangga, Banjarnegara Pasok Belasan Ton Cabai ke Jabodetabek Setiap Hari

Kompas.com - 12/06/2022, 12:13 WIB
Nana Triana,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebagai wilayah penyangga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), petani di Kabupaten Banjarnegara sudah terbiasa membudidayakan aneka macam cabai untuk didistribusikan ke berbagai pasar.

Pasar-pasar target distribusi termasuk pasar induk serta berbagai pasar satelit di seputar Jabodetabek. Bahkan, konsistensi pasokannya bisa mencapai 17 ton per hari.

Salah satu Champion Cabai Nasional, Teguh mengungkapkan, keberhasilan petani di Banjarnegara dalam menjaga pasokan cabai adalah penyesuaian agroklimat dan kecocokan tanah.

“Sejak dulu, pendahulu Kami tidak menanam cabai rawit merah karena pertimbangan teknis. Kalau rawit yang cocok di dataran tinggi Banjarnegara adalah cabai rawit hijau sehingga hasil produksi Kami berlimpah,” papar Teguh, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Lebih lanjut, Teguh mengatkaan, saat ini kurang lebih ada sekitar 370 hektar (ha) tanaman cabai rawit hijau yang tersebar di Kecamatan Pejawaran, Karang Kobar, dan Batur.

Baca juga: Kementan Dongkrak Produktivitas Pertanian Magelang Lewat Irigasi Perpompaan

Hal senada juga disampaikan penyuluh Pejawaran, Miftahuddin yang menegaskan bahwa warga Banjarnegara tidak pernah kesulitan untuk menemukan aroma pedas di setiap menu masakan sepanjang tahun karena ketersediaan rawit hijau melimpah.

“Masyarakat sini sudah terbiasa menggunakan rawit hijau untuk membuat sambal. Kalau masalah warna memang kurang menarik dibandingkan dengan rawit merah, tetapi rasa tetap pedas,” ungkapnya.

Ilustrasi Cabai.Dok. Humas Kementan Ilustrasi Cabai.

Sebelumnya, beredar kabar dari pasar yang menyebut bahwa harga cabai rawit merah di Banjarnegara mencapai Rp 1.000 per buah pada awal Juni 2022.

Namun, berdasarkan hasil pemantauan ke Pasar Pucang Banjarnegara, harga 50 gram cabai atau 20 buah cabah adalah Rp 5.000.

Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto menjelaskan, cuaca ekstrem dengan curah hujan yang relatif tinggi berpengaruh terhadap volume dan pasukan cabai di pasaran.

“Memang karena cuaca ekstrem ini volume panen dan pasokan cabai menjadi berkurang. Namun, hal ini sudah kita antisipasi melalui berbagai langkah,” papar Prihasto.

Salah satunya, kata dia, dengan mobilisasi pasokan dari daerah surplus yang produksinya tidak terganggu, seperti dari Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara. Diharapkan pasokan cabai akan kembali normal dalam waktu dekat.

Baca juga: Cegah Penyebaran Penyakit PMK, Kementan Perketat Pengawasan Hewan Kurban

Meski demikian, Prihasto juga menegaskan bahwa harga ini sangat dipengaruhi banyak faktor, tidak hanya sekadar masalah pasokan dan belum ada standarisasi harga selayaknya produk pabrikan.

“Patut disyukuri bahwa nilai tukar petani (NTP) petani cabai sedikit meningkat pasca pandemi. Sebelumnya, petani cabai sempat terseok-seok dengan harga pasar di bawah BEP,” tambah Prihasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com