Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

800.000 Vaksin PMK Tiba, Mentan Harap Pemda dan Pihak Terkait Siapkan Penyuntikan

Kompas.com - 17/06/2022, 11:19 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyambut kedatangan 800.000 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK).

Dia berharap, kedatangan vaksin tahap kedua tersebut disambut sigap melalui kerja sama yang baik antara pemerintah daerah (pemda), crisis center, dan pihak lainnya agar bisa mempersiapkan penyuntikan sekaligus melakukan pengobatan secara maksimal.

"Saya berharap gugus tugas yang ada di kabupaten, crisis center yang ada di kabupaten atau provinsi, dan secara nasional sudah mempersiapkan diri untuk melakukan penyuntikan vaksin," katanya.

Dia mengatakan itu saat menerima secara langsung kedatangan vaksin PMK tahap kedua di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (17/6/2022) dini hari.

Baca juga: Vaksin PMK Tiba, Vaksinasi Nasional Dimulai di Jawa Timur

Vaksin tersebut akan langsung didistribusikan melalui pemda dan posko darurat PMK yang diprioritaskan kepada daerah zona merah dan kuning.

Sejauh ini, kata Mentan SYL, penyebaran PMK paling tinggi masih berada di area lalu lintas hewan, baik melalui darat maupun tol laut.

Kedua titik itu menjadi laju vital karena selalu ada saja peternak yang nekat menerobos jalur tikus.

Dari situlah virus PMK diperkirakan menyebar secara cepat, terutama dari kandang ke kandang.

SYL menyebutkan, lalu lintas hewan menjadi salah satu sumber terjadinya pembawa wabah. Oleh karena itu, dia berharap ada pengecekan karantina dalam perjalanan lalu lintas hewan, baik melalui laut, darat, dan udara.

“Kami berharap yang di darat juga begitu. Tentu saja karena banyak jalan-jalan tikus yang menjadi tantangan tersendiri," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Vaksin PMK Sudah Datang, Apakah Warga Harus Mendaftar Terlebih Dahulu?

SYL juga mengatakan, penyebaran wabah PMK sangatlah cepat, bahkan bisa menembus jarak radius 30 kilometer (km).

Kendati demikian, dia meminta semua petugas di lapangan bisa mengendalikan keberadaan manusia dan keluar masuknya hewan ternak.

"Wabah ini percepatannya luar biasa. Oleh karena itu, upaya extraordinary lebih kuat, menjadi bagian-bagian dari jawaban yang ada. Semoga ini bisa membuat kita semua yakin, bahwa wabah PMK secara maksimal bisa kita selesaikan dengan baik," katanya.

Terkait kedatangan vaksin tersebut, SYL pun mengapresiasi kerja sama  antara Bea Cukai, Kepolisian Resor Tangerang, dan jajaran petugas karantina.

“Hari ini kita makin percaya diri bahwa berbagai upaya maksimal dari Kementan bersama gubernur, bupati, serta jajaran pemda dalam mengendalikan PMK dapat berjalan maksimal," harapnya.

Baca juga: Khofifah: Mudah-mudahan Vaksin PMK Bisa Digunakan Agustus Awal

SYL menambahkan, pemerintah terus melakukan percepatan produksi vaksin dalam negeri yang saat ini masih dalam proses pembuatan di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya.

Rencananya vaksin ini dijadwalkan akan rampung pada awal Agustus mendatang.

"Yang pasti yang ada ini akan kita maksimalkan. Kami pesan 3 juta sebagai vaksin darurat. Pada proses selanjutnya kami akan menggunakan kebijakan pemerintah yang ada agar bisa pesan lebih banyak,” tuturnya.

Menurutnya, itu dilakukan agar penyelenggaraan penyuntikan vaksin PMK sama seperti penanganan Covid-19.

“Dengan begitu, kami yakin PMK sudah dalam kendali," ujarnya.

Baca juga: DPR Minta Pejabat Kementan Diberhentikan Jika Tak Sanggup Sediakan Vaksin PMK dalam 3 Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com