Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memulai Investasi Emas dari CEO Hartadinata Abadi

Kompas.com - 12/07/2022, 15:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Emas sebagai instrumen investasi sudah menjadi kepercayaan turun temurun. Selain harganya yang tahan saat kondisi ekonomi global dalam ketidakpastian, emas juga diyakini bisa menjadi penyelamat keuangan karena sifatnya yang liquid atau mudah dijual kapan pun.

CEO PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Sandra Sunanto menyarankan masyarakat yang akan memulai investasi emas jangan menunggu harga emas mengalami penurunan. Sebab kata dia, investasi emas akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang.

“Kapan sebenarnya harus beli emas? Itu pertanyaan semua orang terutama mereka yang mulai belajar untuk investasi emas. Emas itu adalah salah satu alat investasi yang memang dianggap aman dalam jangka panjang,” kata Sandra di Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Mau Investasi Emas? Simak Keuntungan dan Kerugiannya

Sandra mengatakan investasi emas sangat berbeda dengan investasi di pasar modal. Investasi emas merupakan penyelamat di saat kondisi ekonomi atau keuangan dalam kondisi sulit. Sehingga kapan saja memiliki uang lebih yang tidak dipergunakan, baik untuk mulai berinvestasi emas.

“Artinya, tidak mungkin menyimpan emas hari ini dan besok dijual tidak ada yang seperti itu, beda sama main saham. Emas adalah safe heven, dan dalam situasi yang sulit ini akan menjadi penolong bagi kita dan keluarga. Jadi saat ada uang, you should buy the gold,” ungkap dia.

Sandra bilang, saat harga emas turun, pembeli emas juga tidak membanjiri toko milik Hartadinata untuk membeli. Demikian juga saat harga emas naik, tidak selalu banyak yang datang untuk menjual. Namun, pembeli datang saat mereka memiliki uang lebih, untuk mengakumulasi emas yang dimiliki.

“Begitu harga emas naik kadang kami menemukan orang beli, kenapa? Karena mereka punya uangnya lebih. Kalau saran saya, dalam portofolio Anda minimum 10 persen investasi Anda adalah emas, karena emas penolong kita dan keluarga di masa sulit, terutama saat resesi,” jelas dia.

Baca juga: Bingung Investasi Emas atau Bitcoin? Simak 4 Perbedaan Keduanya Berikut!

Sandra menceritakan saat krisis ekonomi terjadi di tahun 1998, harga emas saat itu Rp 150.000 per gram dengan kurs rupiah Rp 15.000 per dollar AS. Saat ini, kurs rupiah sempat kembali menyentuh Rp 15.000 per dollar AS, namun harga emas sudah melaju cukup jauh yakni Rp 900.000 per gram.

“Saya tidak akan pernah lupa, saat itu harga emas masih Rp 150.000 per gram, dan saat ini Rp 900.000-an per gram. Ini motivasi saya yang saya berikan kepada siapa pun,” jelas dia.

CEO PT Emas Antam Indonesia Bambang Wijanarko mengatakan, investasi emas memiliki nilai yang cukup stabil dari masa ke masa. Sehingga berinvestasi 10 persen emas dalam portofolio sebanding dengan risikonya.

“Nilainya stabil terhadap inflasi, selain itu saat gonjang–ganjing harganya juga stabil. Jadi orang beli emas seperti safety belt, ekspektasinya bukan untuk trading, tapi fungsinya sebagai pengaman,” tegas dia.

Baca juga: Tips Memulai Investasi Emas bagi Pemula di Awal Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com