BI bukan tidak mungkin akan dihadapkan pada pilihan menaikkan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan jika tekanan inflasi semakin tinggi dan valuasi nilai tukar rupiah semakin melemah. Maka kita semua pun juga harus mempersiapkan diri menyambut "musim dingin" yang telah datang.
Dalam situasi krisis yang penuh ketidakpastian, ungkapan cash is the king sering dianggap sebagai strategi keuangan yang tepat. Aset yang paling baik dan aman dalam kondisi krisis adalah aset yang memiliki likuiditas yang tinggi. Selain lebih aman, aset dengan likuiditas tinggi memiliki fleksibilitas yang terkadang dibutuhkan untuk secara cepat menangkap kesempatan yang tiba-tiba muncul pada kondisi krisis.
Masyarakat juga perlu mengelola keuangannya dengan lebih baik dan bijak pada periode turbulensi ekonomi ini. Investasi maupun kegiatan ekonomi lainnya yang dibiayai dari hutang harus benar–benar dihitung produktivitasnya. Momen sebelum krisis merupakan saat yang tepat untuk mengurangi hutang. Volatilitas tingkat suku bunga dan kenaikan tingkat inflasi yang terus terjadi bukan tidak mungkin akan menimbulkan peningkatan nilai kewajiban di kemudian hari.
Maka pada kondisi ini segala risiko yang mungkin timbul dalam manajemen keuangan kita harus dikelola dengan baik. Jangan sampai ketika sudah jatuh, masih harus tertimpa tangga.
John F Kennedy dalam pidatonya di Indianapolis tahun 1959 pernah mengutip sebuah filosofi Tiongkok yang menarik. Konon anda mesti menuliskan dua buah karakter yaitu ‘wei’ dan ‘ji’ untuk membentuk sebuah kata ‘weiji’ yang dalam Bahasa Mandarin berarti krisis.
‘Wei’ berarti bahaya, sedangkan ‘ji’ berarti kesempatan. Sudah menjadi kodratnya bahwa di tiap krisis terdapat juga kesempatan. Maka sekali-kali tidak ada salahnya kalau kita seperti JFK, tetap optimis menyambut krisis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.