Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Ponselnya Remuk Redam, BlackBerry Terjun ke Otomotif

Kompas.com - 15/08/2022, 09:23 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sempat merajai pasar ponsel pintar di sejumlah negara, termasuk Indonesia, BlackBerry kini tidak ada lagi gaungnya. Masa kejayaannya sudah habis.

BlackBerry pernah berjaya dalam industri smartphone setelah sukses menyingkirkan Nokia. Pada tahun 2008, perusahaan ini bernilai 84 miliar dollar AS. Produk-produknya pun digemari banyak orang.

Saking jayanya, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie yang adalah mantan co CEO BlackBerry, perusahaan yang sebelumnya bernama Research in Motion (RIM), meremehkan kedatangan Apple iPhone yang diperkenalkan Steve Jobs di tahun 2007.

Yang terjadi belakangan, ketenaran ponsel BlackBerry malah digilas iPhone. Nasibnya kian suram setelah dikangkangi ponsel-ponsel pintar berbasis Android yang sebelumnya juga diremehkan manajemen BlackBerry.

Baca juga: Bedanya Kantor Pajak KPP Pratama, KPP Madya, dan KPP Wajib Pajak Besar

BlackBerry percaya diri dengan tampilan khasnya berupa keypad Qwerty dan meremehkan Apple dan ponsel Android yang mengandalkan layar sentuh (touchscreen). Namun tren pasar berbalik arah.

RIM memutuskan merilis BlackBerry Storm dengan navigasi layar sentuh yang dulunya sempat diledeknya. Namun semua upaya manajemen sudah terlambat. BlackBerry sudah terlanjur jatuh dan sulit bangkit kembali di bisnis ponsel.

Beralih ke otomotif

Saat ini, bisnis ponsel BlackBerry bisa dikatakan gagal total. Lantaran nyaris sudah tak ada lagi harapan, paten ponselnya dijual kepada Catapult IP Innovations Inc. senilai 600 juta dollar AS.

Paten-paten tersebut termasuk paten legasinya untuk mobile device atau perangkat mobile, serta kategori messaging and wireless networking alias layanan pesan dan jaringan nirkabel.

Baca juga: Mengenal Tanaman Sorgum, Pengganti Gandum asal Afrika Idaman Jokowi

Bernasib tak mujur di bisnis handphone, BlackBerry kini fokus terjun ke industri otomotif. Bukan sebagai pembuat mobil maupun suku cadangnya, melainkan sebagai produsen pengembang perangkat lunak alias Internet of things atau IoT pada kendaraan.

Dikutip dari laman resmi perusahaan, perangkat lunak tersebut yakni QNX yang diklaim sudah ditanam di lebih dari 215 juta kendaraan dari berbagai pabrikan otomotif.

QNX sendiri merupakan perangkat lunak untuk keselamatan berkendara. Di industri yang sama, perusahaan ini bersaing dengan Aptiv, Denso, Ford, GM, Hyundai, LG Electronics, Magna, dan Volvo.

BlackBerry bahkan menyebut kalau QNX merupakan pemimpin pasar IoT otomotif, di mana perangkat ini sudah digunakan di BMW, Bosch, Honda, Mercedez, Toyota, hingga Visteon.

Baca juga: Mengenal Perbedaan CEO, COO, CFO, CTO, dan CMO di Perusahaan

Menurut situs perusahaan, BlackBerry memprediksi bisa meraup pendapatan sekitar 560 juta dollar AS di kuartal pertama tahun 2023.

“BlackBerry akan terus menjadi pemimpin pasar. Kendaraan otonom di masa mendatang akan terhubung dengan pengembangan kota pintar. Sehingga dua pasar utama yang dilayani saat ini, IoT dan keamanan siber, akan saling bergantung, dan pertumbuhan kami di industri otomotif akan mempercepat bisnis perangkat lunak kami," ucap John Chen, CEO BlackBerry.

Teranyar, BlackBerry ikut mengembangkan IoT pada sederet merek mobil listrik. Salah satunya kokpit cerdas pada sedan full listrik pertama produksi usaha patungan Renault-Jiangling.

Kokpit digital pada Yi menampilkan desain layar dual-linked dengan instrumentasi LCD penuh dan konsol tengah yang luas.

Baca juga: Mahalnya Iron Dome, Teknologi Israel Penghalau Roket Hamas

kokpit cerdas itu menampilkan segudang fitur seperti In-Vehicle Infotainment (IVI), Voice and Gesture Recognition, Advanced Driver Assistance System (ADAS), serta Head-Up Display (HUD).

Kokpit pada kendaraan listrik Renault itu juga akan mendapatkan fungsi augmented reality, kecerdasan buatan, dan hologram serta kontrol untuk lampu sekitar dan kursi cerdas.

Kokpit juga memungkinkan tingkat personalisasi yang signifikan baik untuk pengemudi maupun penumpang.

Baca juga: Mengapa Rakyat Harus Menanggung Bunga Utang BLBI yang Dikorupsi Para Konglomerat?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Whats New
Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Whats New
Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Whats New
BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

Whats New
Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com