Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Anggaran Subsidi Energi Jadi Rp 336,7 Triliun Dinilai Tidak Rugikan Pertamina

Kompas.com - 18/08/2022, 10:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam Konferensi Pers: Nota Keuangan & RUU APBN 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tahun 2023 anggaran subsidi energi termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar, pertalite, dan juga elpiji adalah Rp 336,7 triliun.

Pengamat Energi UGM Fahmy Radhi menilai pengurangan subsidi energi ini tidak merugikan Pertamina karena, kompensasi dan subsidi pada dasarnya ditanggung pemerintah. Hanya saja penugasan tersebut dilakukan oleh Pertamina, dimana jika Pertamina menjual dibawah harga keekonomian, maka Peramina harus lebih dulu mengeluarkan dana talangan.

“Nantinya pemerintah akan membayarkan dana talangan pada anggaran berikutnya dan itu lebih kurang dalam jangka waktu 1 tahun. Sehingga besar kecilnya subsidi itu, secara real tidak merugikan Pertamina,” ujar Fahmy kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Anggaran Subsidi Energi Bisa Jebol

Menurut Fahmy, hal yang menjadi beban bagi Pertamina adalah mengeluarkan anggaran untuk talngan tersebut. Apalagi, menurut dia, dana talangan untuk subsidi energi tersebut, sering tidak dibayarkan tepat waktu.

“Kerugian Pertamina itu menalangi dulu dan baru dibayar tahun depan, dan sering tidak tepat waktu juga. Nah, itulah beban Pertamina,” lanjutnya.

Menurut Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Irto Ginting, pembengkakan anggaran subsidi energi di tahun 2022, sebesar Rp 502 triliun, juga disebabkan karena kompensasi di tahun 2021 dan sebelumnya.

Baca juga: Ini Upaya Menteri ESDM Atasi Subsidi BBM Agar Tak Jebol

“Karena (subsidi energi) Rp 502 triliun di tahun 2022, kan juga termasuk dana kompensasi 2021 dan sebelumnya,” kata Irto.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan, alasan penurunan subsidi energi menjadi Rp 336,7 triliun, karena pergerakan harga minyak yang mulai menunjukkan tren penurunan, dan berada di kisaran 90 dollar AS per barrel.

“Untuk subsidi, yang mencapai Rp 502 triliun tahun ini, termasuk subsidi energi dan kompensasi. Tahun depan anggarannya adalah Rp 336,7 triliun. Artinya, harga minyak relatif lebih rendah ke 90 dollar AS per barrel lagi,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Anggaran Subsidi Energi Turun Tajam pada 2023, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com