Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Promo di E-commerce, Bijaklah Menggunakan Paylater

Kompas.com - 30/09/2022, 16:16 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Semarak pekan diskon berbelanja yang dihadirkan e-commerce memang selalu dinanti-nantikan oleh konsumen. Biasanya pada tanggal kembar setiap bulannya, berbagai e-commerce mulai berlomba menawarkan produk-produk dengan harga yang miring.

Sampai pada akhirnya, puncak belanja online akan jatuh pada tanggal kembar bulan terakhir setiap tahunnya atau sering disebut 12.12.

Pekan belanja online ini memang menjadi salah satu hal yang ditunggu oleh konsumen. Lantaran ada saja produk menarik yang ditawarkan e-commerce, atau promo-promo yang sulit untuk dilewatkan pada tanggal kembar tersebut.

Baca juga: Kementerian BUMN Pastikan Dana PMN Tidak Lari ke Proyek IKN

Misalnya, beberapa e-commerce memiliki promo belanja serba 9.999 atau 999, tak jarang ada gadget keluaran terbaru yang dapat diperebutkan dalam daftar itu.

Promo tanggal kembar ini sering menjadi waktu khusus bagi konsumen untuk melakukan ritual belanja. Tentu saja, perputaran uang pada tanggal kembar setiap bulannya berjujuh seiring dengan aktivitas belanja konsumen.

Penggunaan paylater

Tak jarang, konsumen dalam berbelanja online menggunakan salah satu fasilitas kredit buy now pay later (BNPL) atau karib dikenal paylater. Penggunaan paylater memang kian digemari masyarakat 2 sampai 3 tahun belakangan, terutama saat terjadi pandemi Covid-19 lalu.

Seperti telah diberitakan, Direktur Utama IdScore Yohanes Arts Abimanyu mengatakan, produk paylater telah memproses 78 juta fasilitas pinjaman selama Januari hingga Juli 2022.

Baca juga: Cek Rute dan Jadwal Terbaru KA Argo Muria Jakarta-Semarang

Adapun dalam rentang waktu tersebut, total nilai pinjaman paylater mencapai nilai Rp 3,1 triliun.

"Artinya ini menunjukkan dalam periode singkat pertumbuhan BNPL ini sudah mengalahkan dari sisi total fasilitas kredit produk-produk (kredit) lainnya yang ada di perbankan atau multifinance," ujar dia.

Gayung bersambut, tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap produk paylater dibarengi dengan banyaknya lembaga keuangan seperti perbankan, multifinance, fintech, hingga e-commerce yang meluncurkan fasilitas kredit berupa paylater.

Di sisi lain, peningkatan penggunaan paylater ini juga sejalan dengan risiko non performing loan (NPL) alias kredit macetnya.

Baca juga: PermataBank Gratiskan Layanan Transfer BI-FAST di PermataMobile X

Pada Juli 2022, kredit macet dari paylater mencapai 6,49 persen. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan NPL kredit motor dan kredit pemilikan rumah yang masing-masing sebanyak 3,3 persen.

Kredit macet paylater juga masih lebih tinggi ketika dibandingkan dengan NPL KKB mobil, kartu kredit, dan kredit Tanpa Agunan (KTA) yang ada pada kisaran 2 persen.

Namun demikian, dalam menghadapi situasi ekonomi yang dibayang-bayangi inflasi, paylater ternyata memiliki peran untuk dapat menjaga daya beli masyarakat.

VP Marketing and Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan, keadaan inflasi yang menjadi relevan pada saat ini memiliki situasinya mirip-mirip pandemi. Situasi ini membuat paylater menjadi opsi pembayaran masyarakat dalam mengatur pengeluaran sesuai dengan kemampuannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com