Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Global Menuju Energi Bersih Bikin Bisnis LNG Makin Menarik

Kompas.com - 20/10/2022, 19:36 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi geopolitik dan upaya menuju energi bersih secara global membuat nilai bisnis Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai bagian dari energi transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT) semakin menarik.

Menurut M Haryo Yunianto, CEO Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk, kebutuhan LNG dunia, khususnya regional Asia Pasific pada tahun 2022 mencapai 273 mmtpa.

Diproyeksi kebutuhan tersebut akan terus tumbuh 2,8 persen per tahun hingga tahun 2050, atau hingga sebesar 585 mmtpa.

Dengan demikian, peluang bisnis LNG RI untuk masuk ke dalam pasar internasional sangat terbuka lebar, terutama melihat dari sisi cadangan gas bumi, dan demand LNG di pasar internasional.

"Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, pengembangan moda nonpipa (beyond pipeline) untuk distribusi LNG adalah keharusan. Untuk itu kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting dilakukan.” ujar Haryo melalui keterangannya, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Gas Bumi, Apa Bedanya LPG, LNG, dan CNG?

Kerja sama komersialisasi LNG dengan PPTET

Untuk itu, PGN pada Kamis (20/10/2022) meneken sejumlah kerja sama bisnis. Pertama, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina menjajaki kerja sama dengan perusahaan energi joint venture antara Jepang dan Indonesia yakni, PPT Energy Trading Co., Ltd (PPTET).

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan President Director PPT Energy Trading Co., Ltd. Agus Witjaksono.

Melalui kolaborasi ini, PGN dan PPTET akan mengembangkan bisnis LNG, New Renewable Energy dan Energi Transisi, sesuai dengan pengalaman PPET yang sudah berdiri lebih dari 50 tahun.

Baca juga: Memosisikan Gas Bumi Sebagai Jembatan Transisi Energi, Apa Saja Pekerjaan Rumah yang Harus Dihadapi?

Kerja sama dua pihak ini diharap menjadi dasar untuk penjajakan potensi bisnis dalam rangka pengembangan bisnis dan niaga gas bumi, LNG, sebagai energi transisi menuju energi baru dan terbarukan.

Kemudian, juga diharap meningkatkan peluang pemasaran LNG atas portfolio PT Pertamina (Persero) yang akan dialihkan ke PGN, trading LNG dari dan/atau ke pihak ketiga lainnya sehingga dapat berperan dan memberikan multipplier effect bagi perekonomian nasional dan masyarakat.

"Kerja sama dengan PPET ini juga dapat memberkan peluang bagi perwira PGN untuk benchmarking dan menerima transfer knowledge terkait bisnis trading LNG pasar internasional," pungkas Haryo.

Baca juga: Gandeng Intraco, Anak Usaha Pertamina Bidik Bisnis LNG di Bangladesh

 

Sinergi moda transportasi LNG dengan PIS

PGN juga menggandeng PT Pertamina International Shipping (PIS) berkolaborasi dalam kerjasama transportasi Liquified Natural Gas (LNG) menggunakan kapal LNG cargo dari Terminal LNG Bontang guna menjaga kehandalan pasokan gas bumi.

LNG dari Bontang diangkut menggunakan kapal dengan kuantitas muat sekira 138.000 meter kubik menuju LNG Terminal FSRT Lampung.

Selanjutnya, dalam waktu dekat, LNG dari Bontang akan disalurkan untuk mendukung penyediaan gas untuk PHR karena adanya Turn Around (TAR) PHE Jambi Merang selama 10 hari. Dengan demikian, PGN membantu menyediakan gas sebesar sekira 40.000 meter kubik.

"Dengan adanya suplai LNG dari Bontang ini, maka kehandalan suplai gas bumi PGN ke pelanggan semakin terjaga. Serta, untuk menjaga produksi Pertamina Hulu Rokan, sehingga solusi penyediaan energi domestik di lingkup Pertamina Group semakin handal," kata Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz, melalui keterangannya, Kamis (20/10/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com