Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan BI terhadap Masyarakat

Kompas.com - 24/10/2022, 11:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga perbankan baik bunga deposito maupun kredit saat ini sudah naik menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan BI pada Agustus dan September lalu sebesar total 75 basis poin (bps).

meski demikian, kenaikan suku bunga perbankan tersebut masih terbatas. Pasalnya, likuiditas perbankan masih longgar sehingga memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga deposito dan kredit.

"Kenaikan suku bunga kebijakan mendorong peningkatan suku bunga pasar uang, di tengah kenaikan suku bunga perbankan yang masih terbatas," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (20/10/2022).

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menambahkan, transmisi dari kebijakan peningkatan suku bunga acuan BI ke perbankan masih belum terjadi secara penuh.

Hal ini terlihat dari rata-rata kenaikan suku bunga kredit sebesar 2 bps setara 0,02 persen dan suku bunga deposit 10 bps atau setara 0,10 persen.

"Artinya perbankan pun dalam posisi memang ingin mendorong pertumbuhan, terlihat dari kredit perbankan yang tumbuh pesat di September sekitar 11 persen," kata Destry pada kesempatan yang sama.

3. Memperlambat pertumbuhan ekonomi

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, kenaikan suku bunga acuan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun, dia bilang, dampak kebijakan moneter ini tidak langsung berimbas ke perekonomian. Kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 bps ini baru akan dirasakan beberapa bulan ke depan.

"Kenaikan suku bunga memang berpotensi berdampak negatif menahan pertumbuhan ekonomi. Tetapi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi tidak bersifat segera," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Dia menyatakan, pertumbuhan ekonomi di tahun ini masih belum banyak terganggu akibat kenaikan suku bunga acuan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan masih akan sesuai ekspektasi BI yakni tetap bias ke atas di kisaran 4,5-5,3 persen.

"Dampak kenaikan suku bunga sekarang baru terasa 2 triwulan ke depan (6 bulan mendatang). Saya perkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini belum banyak terganggu," ucapnya.

Hal tersebut lantaran kenaikan suku bunga acuan BI secara bertahap akan mendorong kenaikan suku bunga deposito perbankan. Kemudian diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit atau pembiayaan.

Setelah sektor perbankan terdampak kenaikan suku bunga BI, barulah sektor konsumsi dan investasi nasional terdampak hingga akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Artinya, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut akan membutuhkan waktu untuk ditransmisikan ke sektor perbankan dan sektor-sekotor ekonomi lainnya.

4. Kredit modal kerja lebih terdampak

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dampak dari kenaikan suku bunga acuan BI yang ketiga kalinya ini akan membuat perbankan lebih cepat menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan BI ke bunga kredit modal kerja ketimbang ke jenis kredit lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com