Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Indonesia Mampu Pertahankan Ekonomi Tak Lepas dari Kerja Sama Hebat dengan Tiongkok

Kompas.com - 28/10/2022, 12:31 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam menghadapi tantangan ekonomi global, Indonesia termasuk negara yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan baik.

Ia mengatakan, hal tersebut tidak terlepas dari kerja sama antara Indonesia dengan China.

"Itu (kondisi ekonomi) sebenarnya tidak lepas dari kerja sama yang begitu hebat antara Tiongkok dengan Indonesia, kita melihat banyak sekali kemajuan-kemajuan selama 8 tahun terakhir ini, kerja sama yang sangat konstruktif antara Tiongkok dan Indonesia, dampaknya tadi kata pak Dubes seperti pohon besar yang sudah tumbuh," kata Luhut dalam acara China Chamber of Commerce in Indonesia di Kuningan, Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Baca juga: Prabowo: Indonesia Harus Contoh Tiongkok...

Luhut mengatakan, kerja sama China dan Indonesia sudah berjalan 6 dekade dan dalam beberapa tahun terakhir kerja sama yang saling menguntungkan itu terus berkembang.

Ia mengatakan, China juga melakukan transfer teknologi dan membangun politeknik di sektor industri sehingga meningkatkan sumber daya manusia khususnya di Indonesia bagian Timur.

"Dan kalau kita melihat angka-angka 2019 defisit perdagangan Indonesia dan Tiongkok itu 17 miliar USD, sementara 2021 defisit perdagangan kita hanya 2,5 miliar USD. Jadi kalau ada yang bilang kita didikte China, itu enggak benar," ujarnya.

Baca juga: Luhut Targetkan RI Jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar Pada 2028

 


Lebih lanjut, Luhut mengatakan, China termasuk salah satu negara yang mengikuti aturan pemerintah Indonesia dalam investasi dan industri hijau berbasis hydropower.

Luhut mengatakan, industri hydropower ini dibangun di Kalimantan Utara yang juga bekerja sama dengan China.

"Ini semua kerja sama ada dari Tiongkok, Korea Selatan, Arab Saudi dan Indonesia. Jadi sekarang ini kita masuk menjadi pemain global, terima kasih Tiongkok untuk saling menguntungkan," ucap dia.

Baca juga: Dilema Proyek Kereta Cepat, Pilih China yang Lebih Murah, tapi Biayanya Malah Bengkak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com