Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Ketahanan Ekonomi Indonesia Sudah Meningkat

Kompas.com - 30/10/2022, 07:54 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut ketahanan ekonomi Indonesia sudah meningkat. Hal itu karena Indonesia sudah meningkatkan nilai tambah sumber daya alam yang dimiliki.

Saat ini kata Luhut, Indonesia tengah menuju transformasi ekonomi dengan tidak lagi mengandalkan komoditas mentah. Hal tersebut dia sampaikan dalam acara Young Presidents Organization (YPO) B20 Learning Event “Indonesian Investment Outlook”, Sabtu (29/10/2022).

"Ketidakpastian situasi geopolitik dan tren penurunan harga komoditas utama Indonesia baru-baru ini menjadi tantangan utama bagi perekonomian kita tahun depan. Namun, kebijakan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan ketahanan ekonomi kita terhadap ketidakpastian ekonomi global tahun ini," ujarnya dikutip Minggu (30/10/2022).

Baca juga: Punya Data, Luhut Bantah RI Didikte China

Di bidang investasi, Luhut mengatakan pemerintah pemerintah melakukan berbagai reformasi investasi dengan memberikan insentif baik fiskal maupun non-fiskal kepada investor.

Hal itu diklaim membuat Indonesia menarik lebih dari 100 miliar dollar AS investasi asing secara langsung selama 5 tahun terakhir. Termasuk investasi utama pada industri nilai tambah berbasis nikel seperti besi dan baja serta baterai lithium.

"Indonesia akan menggunakan sumber daya mineralnya yang kaya seperti nikel, tembaga, kobalt, dan bauksit dikombinasikan dengan sumber listrik yang kompetitif dan melimpah termasuk energi terbarukan seperti tenaga air dan panas bumi untuk lebih menarik investasi yang dapat mengubah perekonomian kita di masa depan," kata Luhut.

Baca juga: Luhut: Freeport 50 Tahun di Sini Tidak Pernah Melakukan Hilirisasi


Luhut mengatakan Indonesia telah menarik investasi utama untuk baterai kendaraan listrik seperti CATL dan LG Energy Solution, dua produsen Li-Battery terbesar di dunia. Selain itu, pemain material baterai utama seperti CNGR, BTR, Huayou, BASF, dan GEM telah berinvestasi di Indonesia.

Luhut menilai hal itu akan menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan global untuk transisi energi.

"Melalui hilirisasi nikel menjadi baterai lithium dan Indonesia memiliki cadangan logam utama yang signifikan. Investasi dalam proyek terkait material baterai ini diperkirakan mencapai lebih dari 19 miliar dollar AS. Industri hilir akan terus berlanjut dan dikembangkan di kawasan industri di Kalimantan Utara di mana akan menjadi industri Petrokimia terbesar," paparnya.

Baca juga: Luhut Curhat Sering Dikritik soal Serbuan TKA China

Selain itu, Luhut juga mengatakan pemerintah telah meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi diberbagai sektor seperti dikeluarkannya E-Katalog dan diprioritaskan untuk membeli produk lokal yang dihasilkan oleh UKM.

Ada juga Sistem Informasi Monitoring Barang Milik Negara (SIMBARA) yang mengintegrasikan seluruh data pengelolaan sumber daya mineral dan batubara di Indonesia.

Pemerintah juga mengaku meningkatkan efisiensi pelabuhan melalui integrasi pelabuhan dan implementasi ekosistem logistik nasional, serta investasi di pusat data dan kabel bawah laut untuk mendukung ekonomi digital.

Dengan meningkatnya ketahanan ekonomi, Luhut meyakini Indonesia akan mampu bertahan dari guncangan ekonomi global pada tahun depan.

Baca juga: Luhut: Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sudah Diselesaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com