Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Data, Luhut Bantah RI Didikte China

Kompas.com - 29/10/2022, 10:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa ada andil China dalam perekonomian Indonesia yang dinilai masih bisa bertahan dengan baik di tengah gejolak ekonomi global.

"Dunia sekarang menghadapi tantangan yang hebat, saya ingin sampaikan Indonesia termasuk negara yang bisa mempertahankan ekonominya seperti sekarang ini," kata Luhut dilansir dari Antara, Sabtu (29/10/2022).

"Itu sebenarnya tidak lepas dari kerja sama yang begitu hebat antara China dengan Indonesia," kata dia lagi.

Khususnya dalam delapan tahun terakhir, Luhut menyebut ada banyak kemajuan atas kerja sama yang konstruktif antara China dan Indonesia.

Baca juga: Sudah Molor 4 Tahun, Luhut Kali Ini Yakin Kereta Cepat Selesai di 2023

Ia menyebut sejak Presiden Xi Jinping memprakarsai Belt and Road Initiative atau Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21 pada 2013, hal itu juga turut mendukung visi strategis Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia.

"Dalam beberapa tahun terakhir terus berkembang, bisa dilihat dari pertumbuhan sektor-sektor kritis dan semua itu saling menguntungkan," beber Luhut.

"Saya ulangi, saling menguntungkan. Saya lihat China juga memberikan teknologi terbaik dia, dan juga China memberikan transfer teknologi, mendirikan politeknik di berbagai industri," imbuh dia.

Secara angka, defisit perdagangan antara Indonesia dengan China pun terus menurun dari 17 miliar dollar AS pada 2019 menjadi hanya 2,5 miliar dollar AS pada 2021.

Baca juga: Kereta Cepat Mau Dilanjut sampai Surabaya, Ini Rutenya

Defisit neraca perdagangan kedua negara, lanjut Luhut, diprediksi sekitar 500 juta dollar AS atau kurang pada tahun ini.

"Jadi kalau orang katakan kita didikte China, sama sekali tidak benar. Apalagi dengan angka-angka ini. Jadi yang ingin saya sampaikan, apapun bentuk kerja sama China di Indonesia itu kita lakukan betul kerja sama yang saling menguntungkan," katanya.

Duta Besar Republik Rakyat China untuk RI Lu Kang menyebut kerja sama ekonomi antara kedua semakin erat. Ia optimis perusahaan-perusahaan Tiongkok bisa ikut meningkatkan level industri Indonesia dan mewujudkan visi Indonesia Emas.

"Investasi China sudah mengakar kuat, seperti pohon besar yang menghasilkan buah melimpah. Ini tidak lepas dari perhatian pemerintah dan kepedulian masyarakat Indonesia," kata Dubes Lu Kang.

Baca juga: Luhut Curhat Sering Dikritik soal Serbuan TKA China

Serbuan TKA China

Meski begitu, ia pun mengakui pada lima tahun pertama realisasi investasi negara komunis itu ada banyak ahli dan tenaga kerja asing (TKA) asal China yang datang di Indonesia.

Namun, hal itu terjadi lantaran memang Indonesia tidak memiliki ahli yang mumpuni untuk mengoperasikan pabrik atau mesin asal investor Negeri Tirai Bambu.

"Saya dikritik banyak mengenai ini (tenaga kerja China) tapi memang kita tidak punya," ujar mantan Dubes Indonesia untuk Singapura itu.

Luhut yang juga koordinator kerja sama Indonesia dan China itu mengatakan dalam tiga tahun terakhir, semakin banyak putera-puteri Indonesia yang bekerja di perusahaan China.

Baca juga: KCIC Buka Peluang Bisnis Rumah Sakit di Pinggir Stasiun Kereta Cepat

"Sekarang, tiga tahun ini, makin banyak anak-anak Indonesia yang dulu no body sekarang menjadi salah satu operator di sana. Hal ini tanpa kita sadar pendidikan di Indonesia timur berkembang dengan baik karena mereka harus meningkatkan kualitas untuk bisa kerja di pabrik itu," ungkap dia.

Luhut mengaku tidak pernah membayangkan China memiliki teknologi yang bagus dan memiliki efisiensi tinggi serta spirit yang luar biasa.

"Dan yang paling penting, mereka mau share teknologi dan mendidik anak-anak kita untuk memahami teknologi mereka," katanya.

Baca juga: Dilema Proyek Kereta Cepat, Pilih China yang Lebih Murah, tapi Biayanya Malah Bengkak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com