Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022, Kala Pemerintah Proyeksi di Atas 5,5 Persen

Kompas.com - 07/11/2022, 09:31 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) bakal merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 pada pukul 11.00 WIB hari ini, Senin (7/11/2022). Sejumlah proyeksi terkait angka pertumbuhan ekonomi pun mencuat.

Pemerintah pun meyakini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai di atas 5,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Proyeksi ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-202 sebesar 5,01 persen (yoy) dan kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III masih akan tumbuh sangat kuat di area di atas 5,5 persen (yoy), perkiraan dari Kementerian Keuangan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: AS Catatkan Pertumbuhan Ekonomi Sebesar 2,6 Persen, Batal Resesi?

Optimisme itu dukung beberapa indikator dini yang masih terjaga dan ekspansif. Seperti mobilitas masyarakat yang berada di atas level pandemi meskipun sedikit melambat pada bulan Oktober, indeks penjualan ritel yang masih cukup kuat, dan belanja masyarakat yang masih terus terjaga.

Selain itu, ditopang pula oleh kinerja PMI manufaktur Indonesia yang terus mengalami ekspansi selama 13 bulan berturut-turut atau masuk zona ekspansif.

Begitu pula dengan konsumsi listrik untuk sektor industri dan bisnis yang mengalami pertumbuhan positif masing masing 8,1 persen (yoy) dan 17,3 persen (yoy).

"Dari sisi manufaktur kami lihat industri pengolahan kapasitas produksi juga alami kenaikan. Ini semua menggambarkan pertumbuhan ekonomi kuartal III mungkin masih sangat kuat, meski kami melakukan kenaikan harga BBM tetapi tidak pengaruhi pertumbuhan yang masih relatif terjaga," papar Sri Mulyani.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 diperkirakan bakal mencapai angka 5,7 persen (yoy).

Menurut dia, optimisme itu seiring dengan melihat pengalaman mengatasi pandemi Covid-19 pada 2020, di mana hingga 2022 ini sudah terjadi pemulihan ekonomi yang sangat kuat. Oleh karena itu, pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi kuartal III akan lebih baik dari kuartal sebelumnya.

"Kuartal III ini kita melihat peluang sebenarnya masih lebih kuat lagi daripada kuartal II. Angka kami terakhir adalah 5,7 persen," ujar Febrio dalam Seminar Strategi Capai Ekonomi Kuat dan Berkelanjutan di Tengah Risiko, Jumat (28/10/2022).

Senada dengan proyeksi pemerintah, Bank Indonesia (BI) pun memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 akan melampaui 5,5 persen (yoy). Proyeksi ini seiring dengan adanya beberapa indikator yang berkinerja baik sepanjang Juli-September 2022.

Seperti indeks harga penjualan dan indeks harga konsumen yang terjaga, pertumbuhan kredit yang tinggi, serta neraca transaksi berjalan dan kinerja ekspor yang baik. Terlebih pertumbuhan kredit tahun ini diprediksi bisa mencapai di kisaran 9-11 persen dan akan terus tumbuh di tahun 2023.

Baca juga: Menakar Dampak Tahun Politik terhadap Ekonomi Indonesia

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, saat ini pun kondisi likuiditas perbankan masih longgar yang tercermin dari alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) di perbankan masih di atas 27,35 persen. Rasio ini tetap mendukung kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III, kami masih optimis akan lebih tinggi dari 5,5 persen," ungkapnya dalam konferensi pers KSSK, Kamis (3/11/2022).

Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memiliki angka proyeksi yang lebih tinggi untuk pertumbuhan ekonomi III-2022 yakni di kisaran 5,77 persen-5,85 persen (yoy).

Menurutnya, tingginya pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 tak lepas dari dampak low-base effect di kuartal III-2021 yang mencatatkan pertumbuhan positif PDB terendah selama periode Covid-19 yakni 3,51 persen (yoy). Sehingga, dapat mendorong lonjakan pertumbuhan PDB di kuartal III-2022.

Selain itu, didukung pula dengan permintaan domestik yang solid dan performa ekspor yang baik sehingga mampu memberi tambahan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sisa tahun 2022.

"Oleh sebab itu, kami memprediksi PDB Indonesia akan tumbuh di kisaran 5,77 persen-5,85 persen (yoy) di

kuartal II-2022, dan tumbuh 5,35 persen untuk keseluruhan tahun 2022," ungkap Teuku dalam keterangan risetnya dikutip Senin (7/11/2022).

Baca juga: BI Proyeksi Ekonomi Kuartal III-2022 Tumbuh di Atas 5,5 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com