Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Subsidi Hanya untuk Bawang dan Cabai, Ini Terobosan Pupuk Petrokimia Gresik untuk Demplot Tomat

Kompas.com - 07/11/2022, 20:33 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, memperkenalkan tiga produk nonsubsidi retail baru. Yakni, ZA Plus, Phosgreen dan pupuk organik cair Phonska OCA Plus.

Agenda perkenalan tiga produk pupuk nonsubsidi retail baru tersebut dilakukan melalui demonstration plot (demplot) tanaman tomat di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Dengan pemupukan perdana demplot dilaksanakan oleh Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih, Jumat (4/11/2022).

Digna mengatakan, pihaknya sengaja memilih strategi promosi pada sentra hortikultura tersebut melalui bukti peningkatan hasil panen. Sebab Wonosobo merupakan salah satu daerah yang dipilih oleh Kementerian Pertanian RI menjadi kawasan food estate, sementara Kecamatan Garung adalah salah satu lokasi andalan penghasil hortikultura di Wonosobo.

"Produktivitas budidaya hortikultura di Kabupaten Wonosobo saat ini sudah tinggi, khususnya pada tanaman tomat. Untuk lahan demplot seluas 2.500 meter persegi, produktivitas sebelumnya sudah mencapai 10 ton. Karena itu, kami tertantang untuk membuktikan produk baru kami, dengan target peningkatan produktivitas 40 persen dibandingkan hasil panen petani sebelumnya, menjadi 14 ton," ujar Digna, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (7/11/2022).

Baca juga: Harga Pupuk dan Solar Naik, Laba Bersih Austindo Turun

Digna menjelaskan, peningkatan produktivitas akan menjadi magnet yang kuat untuk menarik minat petani menggunakan pupuk baru keluaran Petrokimia Gresik. Demplot juga menjadi sarana edukasi Petrokimia Gresik, untuk para petani hortikultura di mana penggunaan pupuk nonsubsidi juga mampu meningkatkan pendapatan

Sebab mengacu Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 10 tahun 2022 tentang tata cara penetapan alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor pertanian, hanya tiga komoditas hortikultura yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi. Yakni, bawang merah, bawang putih dan cabai, bersama enam komoditas lain berupa padi, jagung, kedelai, tebu rakyat, kopi dan kakao.

Dalam Permentan 10/2022 tersebut, dengan jelas membatasi pupuk bersubsidi hanya pada NPK dan Urea. Sedangkan untuk jenis ZA, SP-36, serta Petroganik yang banyak dibutuhkan petani hortikultura, sudah tidak lagi masuk dalam skema subsidi.

"Ketiga pupuk dalam demplot dapat menjadi alternatif substitusi bagi petani hortikultura, yang membutuhkan produk ZA, SP-36 dan Petroganik, yang sudah tidak lagi disubsidi sesuai regulasi yang baru," ucap Digna.

Baca juga: Petrokimia Gresik Kaji Pembangunan Pabrik Asam Nitrat dan Amonium Nitrat

Digna menambahkan, ketiga produk baru tersebut dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap tanaman. ZA Plus diperkaya dengan tambahan unsur hara mikro yaitu, zinc sebesar 1.000 ppm. Phosgreen mengandung tambahan unsur hara sulfur bagi tanaman, yang dapat memacu pertumbuhan akar dan membentuk sistem akar lebih baik, serta dapat meningkatkan ketahanan hasil panen sehingga mengurangi penyusutan selama penyimpanan.

Adapun Phonska OCA Plus dengan kandungan bahan organik serta unsur hara makro dan mikro, diklaim dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta mikroba fungsional sebagai penambat nitrogen, pelarut fosfat dan penghasil zat pengatur tumbuh yang mengefektifkan penyerapan hara tanaman.

"Ketiga pupuk tersebut sangat cocok untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura, seperti tomat. Hasil panen yang optimal tentu dapat dirasakan dengan pemupukan berimbang dengan dosis yang efektif," kata Digna. 

 

Program Literasi

Sehari pasca dari Wonosobo, Digna berkunjung melakukan monitoring program community development (comdev) lingkungan peternakan sapi terintegrasi (literasi). Agenda ini berlangsung di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (5/11/2022).

Digna menyampaikan, monitoring yang dilakukan untuk memastikan sejauh mana program literasi memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi anggota kelompok maupun masyarakat sekitar. Selain juga, dalam rangka persiapan bagi Petrokimia Gresik untuk menghadapi penilaian PROPER 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

“PROPER memang penting, tapi yang menjadi prioritas bagi Petrokimia Gresik dalam program literasi adalah kesejahteraan yang harus dirasakan oleh penerima manfaat maupun masyarakat, sehingga program ini menginspirasi dan mampu menjadi solusi atas problem yang sama di tempat lain,” tutur Digna.

Literasi merupakan program pengembangan masyarakat yang dibina Petrokimia Gresik, untuk menjawab risiko pertanian dan peternakan di Desa Sumbersari. Program yang digagas mulai 2018 ini sekarang sudah menjadi sebuah smart ecosystem agribisnis. Melalui program ini, Kelompok Tani Ternak Sumber Rejeki yang menjadi pengelola dari program literasi berhasil meraih juara pertama dalam lomba manajemen agribisnis peternakan tingkat Jawa Timur tahun 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com