Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Penipuan Perbankan, Kenali Ciri-cirinya

Kompas.com - 23/11/2022, 19:15 WIB
Mela Arnani

Penulis

Sumber bca.co.id

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi telah membuka celah bagi sekelompok orang untuk melakukan aksi cyber crime atau kejahatan dunia maya, termasuk kejahatan penipuan perbankan.

Terdapat beragam kecurangan di dunia perbankan seperti pelanggaran data, phising, skimming, dan lainnya. Para penipu membuat suatu sistem yang sangat mirip dengan aslinya, sehingga terkadang modus yang dipakai penipu tak disadari oleh korban.

Seperti misalnya, saat ini marak penipuan perbankan bermodus pergantian biaya administrasi bulanan yang disebarkan melalui aplikasi pesan online, dengan menyertakan suatu link yang meminta nasabahnya mengisikan sejumlah data penting.

Untuk itu, diperlukan kewaspadaan masyarakat dan tidak kalah penting mengenali ciri-ciri penipu agar terhindar dari modus penipuan.

Baca juga: Tips agar Terhindar dari Pinjol Ilegal, Apa Saja?

Ciri-ciri penipu modus perbankan

Saat melancarkan aksinya, penipu pasti akan melakukan sejumlah hal agar korban dapat memberikan data pribadi perbankannya. Disadur dari laman resmi Bank Central Asia (BCA), bca.co.id, beberapa ciri penipuan bermodus perbankan antara lain:

1. Mengaku sebagai pihak resmi

Untuk melancarkan aksi kejahatan yang dilakukan, penipu akan berpura-pura mengaku sebagai pihak resmi suatu bank. Biasanya penipu akan mengaku sebagai customer service yang berasal dari akun atau kontak resmi bank.

Banyak cara yang dipakai para penipu seperti membuat akun media sosial palsu yang menyerupai akun resmi suatu bank hingga melakukan panggilan telepon dengan nomor menyerupai nomor resmi bank tersebut.

Sehingga apabila ada oknum mencurigakan yang mengaku dari pihak resmi suatu bank, jangan mudah percaya. Anda harus berhati-hati dan waspada agar tidak masuk dalam jebakan penipu.

Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi, Simak Tips Pengelolaan Keuangan dan Investasi

2. Manipulasi psikologis

Para penipu akan melakukan manipulasi psikologis agar korban terpancing seperti menimbulkan kepanikan adanya transaksi mencurigakan yang membuat korban tak berpikir panjang.

Setelah psikologis korban mulai goyah, penipu memanfaatkan kondisi tersebut dengan memandu korban untuk melakukan arahan sesuai perintahnya seperti mengisi link yang meminta data-data pribadi perbankan.

Selain menimbulkan rasa panik, manipulasi psikologis juga bisa dilakukan dengan memunculkan rasa senang seperti mengiming-imingi korban dengan hadiah bernominal tertentu, menawarkan program-program khusus, atau memberikan tawaran menggiurkan seperti voucher diskon, cashback, hadiah, dan promo lain.

Korban yang dikelabuhi penipu dengan iming-iming menggiurkan ini kemungkinan besar akan terpancing sehingga aksi penipuan berlanjut dengan meminta data pribadi untuk meretas akun rekening korban.

Baca juga: 5 Tips Mengatur Gaji Biar Tak Cuma Numpang Lewat

3. Meminta data pribadi rahasia dari rekening dan kartu ATM

Modus penipuan perbankan bertujuan untuk mengambil alih akun rekening, mencuri saldo rekening nasabah, dan melakukan transaksi ilegal di luar sepengetahuan pemilik rekeningnya.

Untuk melakukannya, para panipu membutuhkan data pribadi perbankan korban agar bisa mengaksesnya. Sehingga, sangat patut dicurigai jika menemukan oknum yang meminta data pribadi perbankan bersifat rahasia seperti nomor kartu ATM, PIN, OTP, CVV/CVC, dan lainnya.

Di tengah perkembangan teknologi yang berkembang pesat, kejahatan atau penipuan online memang menjadi sesuatu yang sulit dihindari. Untuk itu, masyarakat harus selalu waspada dan diharapkan tetap menjaga kerahasiaan data pribadi perbankannya agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com