Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Rencana Impor Beras, Bulog Pasrahkan Keputuskan ke Jokowi

Kompas.com - 25/11/2022, 06:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Polemik stok dan pasokan beras makin memanas. Kementerian Pertanian menyatakan saat ini pasokan beras masih surplus, namun Bulog mengaku tidak bisa menyerap beras dari lapangan karena pasokannya kosong, baik di tingkat petani maupun penggilingan beras.

Lantaran tidak juga bisa mendapatkan pasokan beras sesuai dengan yang dijanjikan Kementerian Pertanian, maka Bulog mewacanakan impor beras pada akhir tahun ini secara bertahap.

Bulog menyebut tidak serta-merta impor beras bisa langsung dilakukan. Ada berbagai jalur birokrasi yang harus dilewati terlebih dulu, dalam hal ini persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain itu, Bulog juga masih menunggu dulu, apakah akhirnya pasokan beras dalam negeri tersedia dan bisa diserap, karena memang harus mengutamakan pasokan dari dalam negeri.

Baca juga: Menkes Sindir Orang Kaya Berobat Dibayari BPJS, Memangnya Salah?

"Jadi, tergantung penugasan pemerintah, mau menugaskan atau tidak. Kalau menugaskan, ya dijalankan, kalau kebijakan impor itu semuanya di pemerintah," tegas Direktur Human Capital Perum Bulog Purnomo Sinar Hadi dikutip dari Antara, Jumat (25/11/2022).

Sebagai informasi saja, Bulog bisa ditugaskan untuk mengimpor beras oleh negara guna mengamankan stok yang saat ini diklaim tinggal 594 ribu ton sebagai beras cadangan pemerintah.

Cadangan beras itu pun untuk kebutuhan kejadian luar biasa, seperti bantuan sosial dan penanganan bencana.

Menurut Bulog, pengadaan beras dari dalam negeri tidak bisa dilakukan maksimal karena produksi beras yang ada tidak mencukupi sebagaimana klaim Kementerian Pertanian.

Baca juga: Stok Ayam Berlebih Bikin Peternak Merugi, Ironi Masalah Klasik yang Terus Berulang

Stok beras cukup sampai akhir tahun

Sementara itu, Purnomo memastikan stok beras di seluruh gudang Bulog secara nasional masih mencukupi kebutuhan apabila dihitung hingga akhir tahun 2022.

"Stok beras Bulog sampai akhir tahun cukup karena posisi kita saat ini 600 ribu ton," katanya.

Ia mengakui saat sekarang harga beras di pasaran sedang naik sehingga menjadikan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras yang disalurkan Bulog sangat tinggi.

Berdasarkan data beberapa tahun sebelumnya, kata dia, kebutuhan beras rata-rata dalam setahun mencapai kisaran 600 ribu hingga 700 ribu ton namun sekarang meningkat.

Baca juga: Menkes Sentil Orang Kaya Berobat Pakai BPJS Kesehatan

"Ini memang anomali, banyak lahan pertanian yang terdampak bencana dan harganya melambung tinggi. Begitu harganya melambung tinggi memang untuk dua bulan terakhir ini, kita menyalurkan KPSH cukup masif melalui operasi-operasi pasar," kata Purnomo.

Dari satu sisi, kata dia, pihaknya menjaga ketahanan dan ketersediaan termasuk bagaimana menjaga agar jangan sampai harga terlalu tinggi.

Masalah lainnya terkait beras nasional adalah ada ketidaksesuaian data yang dilaporkan oleh Kementerian Pertanian dengan fakta di lapangan.

Yang jadi risiko, apabila stok semakin menipis, dampaknya akan berbahaya. Sebab, negara tidak memiliki cadangan pangan apabila terjadi bencana.

Baca juga: Kasus Tumpahan Minyak Montara Bikin Luhut Kesal: Jangan Main-main Kau di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com