Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbanas: Perbankan Indonesia Terbukti Adaptif di Tengah Pandemi

Kompas.com - 02/12/2022, 15:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

"Integrasi ini memberikan berbagai kemudahan dalam pendalaman layanan, biaya pinjaman yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan," papar Kartika.

Baca juga: Restrukturisasi Kredit Diperpanjang, Perbankan dan Pemerintah Perlu Waspadai Debitur Nakal

Hingga kuartal III 2022, holding ultra mikro telah mengintegrasikan 28,1 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan Rp 196,6 triliun. Dalam menjangkau pelayanan di berbagai pelosok nusantara, beberapa bank juga memiliki agen yang tersebar di seluruh Indonesia hingga pulau-pulau terluar.

"Salah satunya adalah BRILink oleh BRI. Agen BRILink memberikan layanan kepada segmen unbankable dan terus memberikan pendidikan secara bertahap untuk meningkatkan keuangan masyarakat dan literasi digital," ungkap Kartika.

Kartika menyatakan, secara umum, industri perbankan nasional masih mencatatkan kinerja positif di tengah tekanan perlambatan ekonomi global dan pandemi Covid-19.

Berdasarkan data OJK per Agustus 2022, aset perbankan nasional masih sehat dan kuat, mencatatkan peningkatan 9,14 persen secara tahunan (yoy) dengan nilai aset Rp 10,393 triliun, yang didukung oleh 107 bank komersial.

Baca juga: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Melambat pada Oktober 2022

Tingkat profitabilitas perbankan juga relatif tinggi, tercermin dari pencapaian peningkatan margin laba bersih dua digit, mencapai hampir 47 persen (yoy). Rata-rata Net Interest Margin (NIM) bank-bank besar di Indonesia mencapai lebih dari 5 persen, melebihi rata-rata industri sebesar 4,7 persen.

"Pertumbuhan NIM didukung oleh likuiditas perbankan yang memadai dan biaya dana yang rendah.

Pertumbuhan kredit mencapai 10,6 persen (yoy) di tengah kehati-hatian dan ekspansi yang selektif guna menjaga pertumbuhan yang sehat.

Perbankan nasional juga telah menerapkan pencadangan yang memadai untuk memitigasi risiko kredit. Adapun rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) nett  tercatat relatif rendah sebesar 0,79 persen pada Agustus 2022, lebih rendah dari posisi yang sama sebelumnya tahun sebesar 1,08 persen.

Baca juga: Tarik Investasi Asing Masuk RI, Perbankan Diharap Beri Bunga yang Atraktif

"Rasio kecukupan modal (CAR) industri perbankan mencapai 25,12 persen per tahun pada Agustus 2022, dinilai cukup menanggung risiko kredit," papar Kartika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com