Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Seduh Pertama, Bisnis Teh Artisan yang Mekar Saat Pandemi

Kompas.com - 02/12/2022, 19:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjalani bisnis tidak melulu soal mengikuti tren dan memenuhi kemauan pasar. Hal ini dibuktikan oleh Alvi Faidaturrowsyida dengan bisnis teh artisan yang ia rintis bernama Seduh Pertama.

Bisnis ini adalah salah satu bisnis yang justru mekar ketika pandemi Covid-19. Namun demikian, produk teh ini mampu bersaing di tengah gempuran bisnis kopi dan boba.

Tak ingin ikut arus, Alvi justru memberikan dobrakan dengan merintis bisnis teh artisan ini.

Semula, ia ingin Seduh Pertama mampu menawarkan inovasi baru dan pangalaman baru dalam minuman teh.

Baca juga: Cerita Susi Pudjiastuti Pertahankan Bisnis Maskapai Selama Pandemi

Seduh Pertama telah Alvi rintis sejak tahun 2020. Bisnis ini menjual beragam produk artisan tea yang dikombinasikan dengan bahan lain untuk menambahkan nilai kesehatan.

"Saat pandemi Covid-19 tahun 2020, orang butuh imun booster. Saya berpikir tentang minuman melawan virus. Teh cocok dijadikan minuman yang bisa meningkatkan kesehatan, karena tinggi antioksidan dan menangkal radikal bebas. Dari sana kami produksi artisan tea," ujar dia kepada media, Jumat (2/12/2022).

Selain itu, saat adanya pembatasan pergerakan masyarakat, banyak orang mulai punya kebiasaan untuk kirim bingkisan. Dari kebiasaan ini, Seduh Pertama mulai menyediakan kemasan sebagai sebuah hampers atau hantaran.

Dengan menangkap potensi ini, Seduh Pertama kian kebanjiran pesanan. Beragam jenis bingkisan telah ia siapkan.

Baca juga: Layanan Pesan-Antar Makanan Online Genjot Bisnis UMKM

Misalnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru, Seduh Pertama telah menyiapkan racikan teh dengan tambahan bunga rosela yang berwarna merah dan papermint yang berwarna hijau.

"Jadi hantaran kami juga mengikuti warna yang sering muncul waktu Natal dan Tahun Baru, biasanya pembeli juga mencari yang seperti itu," jelas dia.

Tak hanya itu, Alvi juga memiliki paket hantaran untuk momen-momen tertentu, misalnya hantaran untuk orang yang sakit, ibu setelah melahirkan, atau kerabat yang menderita insomnia.

Alvi menceritakan, bahan dasar dari Seduh Pertama merupakan teh yang diambil dari perkebunan teh lokal yang ada di Pulau Jawa dan beberapa wilayah lain di Indonesia.

Baca juga: 7 Tips Cara Mempertahankan Brand Usaha

Sedangkan, bahan tambahan untuk meracik teh artisan ini juga ada yang didatangkan dari luar negeri.

Berawal dari produksi yang saat itu dikerjakan di rumah oleh Alvi dan suami hingga berkembang dan memiliki warehouse sendiri. Dengan binis ini, dia juga mampu membuka lapangan kerja untuk masyarakat di sekitarnya.

Seduh Pertama terus memperkenalkan produk-produk Teh yang dikombinasikan dengan bahan lain seperti flower tea atau herbs misalnya cengkeh, dan kayu manis. Produk ini kerap dikenal sebagai artisan tea.

Baca juga: Cerita Sukses VONA, Resign dan Bangun Bisnis Kerajinan Kulit

"Orang yang semula gemar minum kopi dah boba mulai shifting ke minuman yang lebih sehat. Dari yang semula manis-manis mulai mengubah lifestyle," imbuh dia.

Alvi menyebut, teh juga sudah bekembang jadi produk yang digemari masyrakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya pesanan yang diterima oleh Seduh Pertama.

Ia menceritakan, saat ini ada beberapa produk yang sangat digemari masyarakat di Seduh Pertama. Tiga produk tersebut adalah teh dengan chamomile yang dipercaya dapat meredakan stress, lavender, dan kayu manis.

"Ada juga flower tea yang ketika dicelupkan untuk diseduh, ia akan mekar di dalam air, itu juga banyak dicari, memberikan pengalaman baru saat minum teh," ungkap dia.

Baca juga: Cerita Mereka yang Raup Jutaan Rupiah lewat Bagi-bagi Link

Tahun depan, Seduh Pertama berencana untuk memiliki popup market dan cafe sendiri. Hal ini untuk memberikan jawaban kepada masyarakat ingin memiliki pengalaman menyeduh teh yang berbeda.

"Kami juga akan coba untuk bisa ekspor, kami sedang cari celahnya agar ongkirnya bisa murah, tapi kualitasnya tetap terjaga," jelas dia.

Produk Seduh Pertama dapat dinikmati mulai dari harga ribuan rupiah saja. Sementara untuk produk kemasana hantaran dapat ditebus dengan harga puluhan ribu sampai Rp 300.000.

Dilihat dari akun official di Shoppee, produk Seduh pertama misalnya chamomomile tea sudah dibeli sebanyak 7.000 kali.

Sementara produk lain juga telah laku terjual dengan variasi sekitar 3.000 sampai 10.000 kali.

Baca juga: Cerita Sukses Winona Modest, Bisnis Fesyen Hijab Instan Beromzet Rp 180 Juta Per Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com