JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life) menyisakan cerita pilu bagi korban-korbannya. Para korban gagal bayar Wanaartha Life berharap, uangnya masih bisa kembali usai OJK mencabut iin perusahaan asuransi tersebut.
Salah satu kisah pilu diceritakan Anita Manullang (68) yang membeli produk saving plan Wanaartha Life.
"Saya kecewa banget, dia agen katanya, bolak-balik ke rumah bertamu karena dia tahu suami saya baru saja pensiun dari TNI, Marinir AL," kata Anita memulai ceritanya dengan mata berkaca-kaca kepada wartawan di depan kantor pusat Wanaartha Life, Rabu (7/12/2022).
"Saya lansia, tidak tahu bisnis. Sekarang saya hidup dengan menjaminkan surat rumah saya ke orang lain. Bayangkan sakitnya," ungkap dia.
Agen penawaran waktu itu menjanjikan manfaat tiap bulan mencapai 7 persen. Kemudian produk itu menjanjikan pula proteksi apabila meninggal dunia.
"Ibu masukkan saja ke sini, tidak usah capek-capek, ibu sudah tua. Di sini sudah dapat pertanggungan, dapat asuransi juga," jelas Anita menirukan iming-iming agen.
Pilunya Anita bertambah lantaran baru saja menjalani operasi bypass jantung. Sementara obat yang diperlukan tidak masuk dalam cakupan BPJS Kesehatan.
Anita membeberkan, semua uang yang telah dikumpulkan selama 36 tahun akhirnya dipergunakan untuk membeli polis Wanaartha Life. Ia memiliki 4 polis dengan nilai mencapai Rp 1 miliar.
Ia mengaku, menjadi nasabah Wanaartha Life sejak tahun 2019. Awalnya, manfaat dari polis asuransi yang diambil sempat dirasakan selama 5 bulan.
Dalam jangka waktu itu juga, ia terus melakukan penambahan untuk polisnya. Anita bahkan sempat memindahkan tabungannya dari bank lain untuk membeli polis Wanaartha Life.
Bahkan, perhiasannya pun dijual lantaran ada ketentuan biaya Rp 100 juta untuk satu polis.
Baca juga: Izin Usaha Dicabut, Wanaartha Life Mengaku Bakal Utamakan Pemegang Polis
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.