Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut soal Kecelakaan Maut di Proyek Kereta Cepat: Human Error

Kompas.com - 21/12/2022, 11:47 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara menanggapi kecelakaan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Padalarang, Bandung Barat, yang terjadi pada Ahad sore lalu, 18 Desember 2022.

Luhut menyebutkan kecelakaan terjadi murni akibat human error alias kesalahan pekerja di proyek tersebut.

"Ya orang, human error," sebut Luhut dikutip dari Kompas TV, Rabu (21/12/2022).

Kejadian naas itu bermula saat kereta kerja meluncur sangat cepat dan kemudian menabrak mesin pembuatan rel (ballasted) yang sedang bertugas mengangkut barang untuk pembangunan proyek.

Baca juga: Kontraktor Proyek Kereta Cepat Didominasi Perusahaan China

Kereta teknis yang mengalami kecelakaan berasal dari Synohidro, satu dari enam kontraktor engineering procurement construction (EPC) di proyek yang didanai utang dari China tersebut.

Sebagai informasi saja, mayoritas pengerjaan proyek ini memang digarap kontraktor dari Negeri Tirai Bambu. Itu sebabnya, banyak pekerja di KCJB berstatus warga negara China.

Sebagai contoh, untuk pengerjaan EPC, Indonesia hanya kebagian porsi 30 persen yang dikerjakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

"Itu kecelakaan teknis, jadi mereka mau mengambil dan mengantar barang sudah sore hari, saya pikir dari laporan sementara ada tempat untuk penurunan kecepatannya mungkin dalam masalah remnya," jelas Luhut.

Baca juga: Biaya Kereta Cepat Bengkak gara-gara Perhitungan China Salah

Pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebutkan 6 orang korban kecelakaan kereta teknis tersebut terdiri dari 2 orang meninggal dunia, 2 orang luka sedang/berat, dan 2 orang luka ringan.

Tidak ada pekerja Indonesia. Semua merupakan teknisi dari kontraktor Sinohydro dan berwarga negara China.

Meski ada kecelakaan kerja, Luhut menegaskan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung akan tetap selesai tepat waktu sesuai target. Yakni pada Juni 2023 sesuai perintah Presiden Joko Widodo.

Meskipun saat ini, proyek itu sedang dihentikan sementara oleh Kementerian Perhubungan. Kemenhub bersama Polisi dan pihak terkait lainnya, sedang menginvestigasi penyebab kecelakaan di lokasi proyek KCJB.

Baca juga: Penumpang Kereta Cepat Tujuan Bandung Dioper di Padalarang

Luhut bilang, saat bersamaan, pemerintah Indonesia juga tengah melakukan investigasi lebih lanjut atas kejadian tersebut.

“Tetap (tepat waktu), kamu jangan mau lambat. Lagi diinvestigasi, paling berapa hari itu, enggak ada pengaruh,” tambahnya.

Sudah dievakuasi

Sementara itu Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, seluruh mesin pemasang rel yang keluar dari jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung selesai dievakuasi.

Dwiyana mengatakan, mesin pemasang rel tersebut dibawa menggunakan truck multiaxle ke Depo Tegalluar Bandung.

"Proses evakuasi di area kecelakaan kereta kerja di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat masih terus dilakukan hingga Selasa 20 Desember 2022," kata Dwiyana dalam keterangannya.

Baca juga: Kereta Cepat Minta Konsesi Jadi 80 Tahun, Menhub Jonan Dulu Menolaknya

Dwiyana juga mengatakan, proses evakuasi menyisakan satu lokomotif diesel yang masih menunggu rampungnya pekerjaan temporary rel atau rel sementara yang akan digunakan untuk membawa lokomotif tersebut ke Depo Tegalluar.

"Proses evakuasi lokomotif akan menggunakan jalur kereta yang ada menuju Depo Tegalluar. Evakuasi akan dilakukan setelah pekerjaan rel sementara untuk proses evakuasi selesai," ujarnya.

Dwiyana mengatakan, sesuai dengan arahan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak 19 Desember 2022, pekerjaan pemasangan rel di lokasi kejadian dihentikan sampai dengan selesainya proses evakuasi dan investigasi.

Sementara pekerjaan di lokasi lain masih terus dilanjutkan, seperti pekerjaan auxiliary building, stasiun, OCS dan pekerjaan konstruksi lainnya.

Baca juga: Keruwetan Kereta Cepat dan Sikap Keberatan Jonan saat Jadi Menhub

"Dampak dari penghentian sementara pekerjaan pemasangan rel akan kita mitigasi dengan mempercepat pemasangan rel ballasted dengan menggunakan peralatan manual. Pekerjaan menyisakan 3 km jalur ganda," tuturnya.

Di samping itu, ia mengatakan, proses pemasangan rel sampai dengan Stasiun Halim nantinya akan lebih banyak untuk pemasangan rel tanpa batu ballast (ballastless).

Pekerjaan pemasangan rel ini, kata dia, akan menggunakan mesin lain yaitu mesin pemasangan rel tanpa ballast yang saat ini berada di Depo Tegalluar dan mampu melaksanakan konstruksi jalan rel sepanjang 5 km per hari.

"Kecelakaan kereta kerja ini tidak mempengaruhi progress konstruksi dan kualitas sarana prasarana yang digunakan dalam pengoperasian kereta cepat. PT KCIC mendukung evaluasi dan investigasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan untuk menjamin keselamatan kerja di proyek KCJB," ucap dia.

Baca juga: Tiket Kereta Cepat Rp 250.000, Ridwan Kamil: Segitu Mah Terjangkau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com