Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi-Kompensasi Energi 2022 Capai Rp 551 Triliun, Sri Mulyani: Tekan Kenaikan Harga BBM hingga 30 Persen

Kompas.com - 17/01/2023, 09:31 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di sepanjang 2022 pemerintah telah berupaya menekan guncangan akibat kenaikan harga energi global. Hal itu dilakukan dengan merealisasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 551 triliun.

Realisasi itu melonjak dibandingkan alokasi awal dalam APBN 2022 yang hanya sebesar Rp 152,5 triliun, serta melampaui alokasi yang ditetapkan dalam Perpres Nomor 98 Tahun 2022 sebesar Rp 502,3 triliun.

"Belanja subsidi energi yang mencapai Rp 551 triliun, ini untuk menjaga masyarakat dari guncangan harga komoditas energi yang melonjak hingga dua-tiga kali lipat pada tahun 2022," ujarnya konferensi pers usai rapat paripurna terkait APBN di Istana Negara, Senin (16/1/2023).

Baca juga: Sri Mulyani: 63 Negara Terlilit Utang, 3 Negara Asia Jadi Pasien IMF

Menurut Sri Mulyani, dengan pemberian subsidi dan kompensasi energi tersebut, maka kenaikan harga energi dalam negeri bisa ditekan. Ia bilang, kenaikan harga BBM bisa di tekan hingga 30 persen pada tahun lalu.

Kondisi itu dinilai lebih baik ketimbang negara-negara lainnya yang mengalami kenaikan harga yang tinggi imbas melonjaknya harga energi global.

"Masyarakat kita hanya merasakan kenaikannya sekitar 30 persen untuk Pertalite dan juga untuk Diesel-nya, sementara di negara-negara lain kenaikannya luar biasa tinggi," imbuh bendahara negara itu.

Ia menambahkan, harga komoditas memang bergejolak di sepanjang 2022. Seperti harga gas alam yang sempat naik hingga 155 persen, minyak mentah bumi sempat naik hingga 71 persen, batu bara sempat naik 191 persen, bahkan minyak mentah sawit (CPO) sempat naik hingga 54 persen.

Kenaikan dari harga-harga tersebut menyebabkan inflasi yang tinggi di berbagai negara, sehingga membuat daya beli masyarakat menurun. Di sisi lain, lonjakan inflasi direspons oleh bank-bank sentral semua negara dengan kenaikan suku bunga yang tinggi.

Kondisi yang terjadi di global tersebut telah mengancam pemulihan ekonomi Indonesia di 2022 usai tertekan pandemi. Namun, menurut Sri Mulyani, dengan berbagai upaya, termasuk pemberian subsidi dan kompensasi energi, maka ekonomi nasional cukup stabil di tengah gejolak ekonomi global.

Hal ini setidaknya tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang hingga tiga kuartal terjaga di kisaran 5 persen, dan diyakini pada kuartal IV-2022 realisasinya bisa mencapai kisaran 5,2 persen-5,3 persen.

"APBN selama tahun 2022 menjadi faktor untuk menstabilkan dan menjaga masyarakat dan ekonomi dari guncangan-goncangan tadi," tutup Sri Mulyani.

Baca juga: Beli Elpiji 3 Kg Bakal Pakai KTP, Stafsus Erick Thohir: Pertamina Pasti Bikin Simpel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com