NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia bervariasi pada akhir perdagangan Senin (23/1/2023) waktu setempat atau Selasa pagi waktu Indonesia/ WIB.
Pergerakan harga minyak dunia didorong oleh optimisme yang tinggi terkait prospek ekonomi China.
Mengutip CNBC, harga minyak Brent naik 48 sen pada level 88,11 dollar AS per barrel, dan sempat menyentuh level 89,09 dollar AS per barrel (tertinggi sejak 1 Desember 2022). Sementara itu harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di level 81,66 dollar AS per barrel.
Baca juga: China Sambut Tahun Baru Imlek, Harga Minyak Dunia Naik dalam Sepekan
Harga minyak yang beragam pada hari Senin dipengaruhi oleh potensi pemulihan permintaan importir minyak utama dunia, China karena ekonomi pulih tahun ini dari penguncian pandemi.
“Di awal sesi kedua tolak ukur minyak dunia sempat naik, namun berbalik pada akhir sesi karena investor mengambil keuntungan,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
“Tetap saja, pasar ingin mempertahankan posisi long jika pertumbuhan China berlanjut,” kata Sukrit Vijayakar, direktur konsultan energi Trifecta yang berbasis di Mumbai.
Data menunjukkan peningkatan yang solid dalam perjalanan di China setelah pembatasan Covid-19 dilonggarkan. Analis komoditas ANZ mengatakan hal itu terlihat dari lalu lintas di beberapa kawasan di China.
“Misalkan, kemacetan lalu lintas jalan di 15 kota utama negara itu yang sepanjang bulan ini naik 22 persen dibanding setahun yang lalu,” kata Analis komoditas ANZ.
Harga minyak mentah di sebagian besar pasar fisik dunia telah memulai tahun ini dengan reli karena China telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dalam pembelian. Meskipun pembelian lebih banyak, namun para pedagang masih khawatir dengan pemberlakuan sanksi terhadap Rusia yang bisa memperketat pasokan.
"Sementara pembukaan kembali (China) itu sendiri tidak diragukan lagi akan menjadi rumit, terutama selama musim liburan, indikasi awal menunjukkan telah terjadi peningkatan aktivitas, yang berarti ekonomi dapat bekerja lebih baik," kata analis OANDA Craig Erlam.
“Brent diperkirakan akan bergerak kembali ke kisaran antara 90 dollar AS per barrel hingga 100 dollar AS per barrel karena pasar minyak semakin ketat,” kata Erlam.
Menurut Flynn, permintaan produk minyak juga telah mengangkat margin pasar minyak dan penyulingan, kata. Berdasarkan data 3-2-1 Crack spread, margin untuk penyulingan minyak mengalami kenaikan menjadi 42,18 dollar AS per barrel pada hari Senin, tertinggi sejak Oktober tahun lalu.
Baca juga: Mau Konversi Motor BBM ke Listrik? Ini Rincian Biayanya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.