Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momentum Pemulihan Terus Terjadi, Sri Mulyani "Pede" Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen Sepanjang 2022

Kompas.com - 27/01/2023, 08:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,4 persen di sepanjang 2022. Hal ini seiring dengan momentum pemulihan ekonomi yang terus terjadi.

Hingga tiga kuartal di tahun lalu, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di atas 5 persen, dan kinerja positif itu diperkirakan berlanjut pula di kuartal IV-2022.

"Sehingga secara overall year (keseluruhan tahun) pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin akan di 5,3 persen, atau bahkan 5,4 persen," ujar Sri Mulyani dalam BRI Micro Finance Outlook 2023, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Harapan Sri Mulyani: RI Deklarasi Akhiri Pandemi Covid-19 Tahun Ini

Momentum pemulihan ekonomi

Menurutnya, momentum pemulihan ekonomi Indonesia sangat kuat di sepanjang 2022, bahkan ketika banyak negara lain yang justru mengalami pelemahan ekonomi. Ini tercermin dari kinerja konsumsi yang terjaga di kisaran 5 persen, investasi tumbuh mendekati 6 persen, dan ekspor yang relatif kuat.

Pada kuartal III-2022, ekonomi nasional pun tercatat tumbuh di 5,72 persen, sejalan dengan ekonomi di seluruh pulau yang mengalami pertumbuhan positif. Seperti Sumatera yang kini tumbuh 4,7 persen, begitu pula dengan Bali-Nusa Tengara, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan Jawa yang juga tumbuh positif.

Optimisme pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun lalu, juga didukung kondisi perekonomian di kuartal IV-2022, yang menurut Sri Mulyani tak ada disrupsi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional.

Baca juga: Sri Mulyani: Pembiayaan APBN Selama Pandemi Covid-19 Bisa Membuat 2 IKN

 


Ia bilang, pencabutan kebijakan zero-Covid di China pada akhir tahun lalu sempat menimbulkan kekhawatiran peningkatan kasus yang bisa mengganggu perekonomian negara itu sehingga berdampak ke Indonesia. Namun, kondisi di China ternyata tidak menimbulkan dampak yang signifikan ke dalam negeri.

"Sehingga momentum itu terjaga. Maka kami cukup confidence (meyakini) di 2022 akan menutup dengan pertumbuhan ekonomi yang tadi, di mana agregat demand semuanya berkontribusi. Konsumsi kita tumbuh, investasi juga tumbuh, ekspor yang relatif kuat, sehingga belanja pemerintah tidak menjadi satu-satunya motor penggerak seperti yang terjadi di 2020 dan 2021," pungkasnya.

Baca juga: Cerita Sri Mulyani Atasi Pandemi: Vaksin Belum Produksi, tapi Kita Sudah Kontrak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com