JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,4 persen di sepanjang 2022. Hal ini seiring dengan momentum pemulihan ekonomi yang terus terjadi.
Hingga tiga kuartal di tahun lalu, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di atas 5 persen, dan kinerja positif itu diperkirakan berlanjut pula di kuartal IV-2022.
"Sehingga secara overall year (keseluruhan tahun) pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin akan di 5,3 persen, atau bahkan 5,4 persen," ujar Sri Mulyani dalam BRI Micro Finance Outlook 2023, Kamis (26/1/2023).
Baca juga: Harapan Sri Mulyani: RI Deklarasi Akhiri Pandemi Covid-19 Tahun Ini
Menurutnya, momentum pemulihan ekonomi Indonesia sangat kuat di sepanjang 2022, bahkan ketika banyak negara lain yang justru mengalami pelemahan ekonomi. Ini tercermin dari kinerja konsumsi yang terjaga di kisaran 5 persen, investasi tumbuh mendekati 6 persen, dan ekspor yang relatif kuat.
Pada kuartal III-2022, ekonomi nasional pun tercatat tumbuh di 5,72 persen, sejalan dengan ekonomi di seluruh pulau yang mengalami pertumbuhan positif. Seperti Sumatera yang kini tumbuh 4,7 persen, begitu pula dengan Bali-Nusa Tengara, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan Jawa yang juga tumbuh positif.
Optimisme pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun lalu, juga didukung kondisi perekonomian di kuartal IV-2022, yang menurut Sri Mulyani tak ada disrupsi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional.
Baca juga: Sri Mulyani: Pembiayaan APBN Selama Pandemi Covid-19 Bisa Membuat 2 IKN
Ia bilang, pencabutan kebijakan zero-Covid di China pada akhir tahun lalu sempat menimbulkan kekhawatiran peningkatan kasus yang bisa mengganggu perekonomian negara itu sehingga berdampak ke Indonesia. Namun, kondisi di China ternyata tidak menimbulkan dampak yang signifikan ke dalam negeri.
"Sehingga momentum itu terjaga. Maka kami cukup confidence (meyakini) di 2022 akan menutup dengan pertumbuhan ekonomi yang tadi, di mana agregat demand semuanya berkontribusi. Konsumsi kita tumbuh, investasi juga tumbuh, ekspor yang relatif kuat, sehingga belanja pemerintah tidak menjadi satu-satunya motor penggerak seperti yang terjadi di 2020 dan 2021," pungkasnya.
Baca juga: Cerita Sri Mulyani Atasi Pandemi: Vaksin Belum Produksi, tapi Kita Sudah Kontrak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.