Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Persen Buruh Tekstil yang Dirumahkan Kembali Dipekerjakan

Kompas.com - 17/02/2023, 17:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFi) Redma Gita Wirawasta mengatakan, sebanyak 20 persen pekerja industri tekstil yang dirumahkan kembali dipekerjakan.

Sisanya masih belum dipekerjakan lantaran kondisi pasar tekstil yang belum membaik sepenuhnya. Terdapat 50 industri mempekerjakan kembali pekerja yang dirumahkan.

"Ini baru sekitar 20 persennya (pekerja yang dipekerjakan kembali), karena pasarnya belum pulih benar seperti semula di semester pertama 2022. Sekitar 50-an industri (yang mempekerjakan kembali pekerjanya)," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (17/2/2023).

Baca juga: Kisah Sukses Pujianti Bisnis Slime Bermodal Rp 50.000, Sekarang Punya 5 Karyawan

Namun menurutnya, 20 persen tenaga kerja yang dipekerjakan kembali ini kemungkinan hanya sementara. Sebab permintaan kebutuhan pakaian baru meningkat jelang Lebaran tahun ini.

Selain itu, momentum peringataan Imlek beberapa waktu lalu juga mempengaruhi pemulihan industri tekstil karena berkurangnya produk impor ilegal yang membanjiri pasaran domestik.

"Bahkan kami melihatnya hanya sementara karena ada momentum Lebaran yang mendorong naiknya permintaan. Di sisi lain, akibat Imlek kemarin, impor ilegal juga melandai. Jadi ada ruang di pasar domestik yang bisa kita isi untuk melepas stok di pasar domestik," kata Redma.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan: Industri Rokok, Pakaian, dan Tekstil Dominasi Klaim JKP 2022


Sebelumnya, krisis global akibat dampak perang Rusia-Ukraina dirasakan industri tekstil di Indonesia. Koordinator Hubungan Industri Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Andrew Purnama sempat mengatakan, ekspor tekstil Indonesia turun drastis setelah adanya perang Rusia-Ukraina.

Andrew mengatakan hilangnya pasar ekspor ini membuat kondisi perusahaan tekstil di Indonesia over stock. Sebab di sisi lain, pasar dalam negeri pun tidak tersedia, karena dibanjiri produk impor yang tidak terbendung.

Berdasarkan hasil survei API, dari 1-16 November 2022, sebanyak 149 dari 233 perusahaan telah melakukan pengurangan jumlah karyawan.

Baca juga: Kata Bank Dunia soal Penyebab Gelombang PHK di Industri Tekstil dan Digital Indonesia

"Jadi, dalam 16 hari ini saja, sudah ada 85.951 karyawan se-Indonesia yang dirumahkan oleh perusahaannya. Untuk di Jabar sendiri, pengurangannya sudah ada 37.000 karyawan," kata dia.

Status dirumahkan tersebut lanjut Andrew, ada yang memang hanya sementara waktu. Ada pula yang berlanjut dengan pemutusan kontrak kerja.

Baca juga: Airlangga Ungkap Penyebab Terjadinya PHK Massal Industri Tekstil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com