Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BI Ungkap 3 Alasan Investor Asing Perlu Berinvestasi di RI

Kompas.com - 10/03/2023, 21:03 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai kinerja makroekonomi Indonesia yang terus pulih, menjadikan ekonomi Indonesia kondusif bagi investasi dan perdagangan untuk diminati investor global.

Saat Indonesian Investment Forum in Dubai (IIFD) 2023, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut terdapat 3 alasan untuk investor mancanegara harus berinvestasi di Indonesia dibandingkan di negara lain.

Pertama, Indonesia memiliki kinerja ekonomi terbaik pasca pandemi. Fundamental ekonomi Indonesia tergolong kuat dengan akselerasi digitalisasi yang optimal.

"Perekonomian Indonesia lebih stabil dalam moneter dan keuangan, hal ini baik untuk investasi," ujar Perry dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (10/3/2023).

Baca juga: Sinyal Hawkish The Fed Tekan Rupiah, BI Sebut Hanya Sementara

Kedua, kebijakan ekonomi nasional kuat. Dia bilang, Indonesia sebagai leading economic reform memiliki kepemimpinan yang kuat pada kebijakan pemerintah, termasuk koordinasi yang baik antara fiskal dan moneter.

Dengan demikian, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia relatif optimal untuk meredam shock yang mendera ekonomi. Hal ini akan mempermudah investasi dan perdagangan.

"Terdapat transformasi strukural sekor riil yang terus didorong pemerintah untuk pengembangan hilirisasi pertambangan dan agrikultur, ekonomi hijau dan inklusif," ucapnya.

Ketiga, BI mendukung investasi dengan kebijakan. Terdapat baruan kebijakan yang pro stabilitas dan pro pertumbuhan untuk mendukung iklim investasi yang baik.

Misalnya seperti insentif terkait kebijakan perbankan untuk pembiayaan sektor prioritas, pengembangan dan digitalisasi UMKM, dan selanjutnya pembayaran yang semakin mudah dengan integrasi, interopabilitas, dan interkoneksi.

Ke depan transaksi pembayaran antarnegara akan semakin mudah baik melalui cross border payment, local currency transaction, dan rupiah digital.

"Bukan hanya dua pemimpin negara (Indonesia dan UAE) yang berelasi dekat, tapi dua negara ini memiliki kepentingan yang sama untuk saling memperkuat ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat. Apalagi yang Anda tunggu? Segeralah berinvestasi ke Indonesia," kata Perry.

Baca juga: Pengembangan Sistem Pembayaran, BI Gandeng Bank Sentral Inggris

Nilai Investasi UAE di Indonesia Capai 4,5 Miliar Dollar AS

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk UAE Husin Bagis mengatakan, UAE merupakan rekan penting Indonesia baik dalam keagamaan, kesehatan, konservasi, mangroove, kultur dan ekonomi termasuk investasi, perdagangan dan keuangan.

Nilai investasi UAE di Indonesia telah mencapai 4,5 miliar dollar AS dan ditargetkan mencapai 20 miliar dollar AS di 2030. Komitmen investasi terus berjalan yang meliputi sejumlah sektor di antaranya telekomunikasi, bio thermal, panel surya, minyak dan gas sebagai FDI yang signifikan untuk Indonesia.

"Kita percaya bahwa hal yang terpenting dalam momentum ini adalah bagaimana menindaklanjutinya," kata Husin.

Terdapat 4 proyek yang berpeluang mendapatkan investasi dari investor Timur Tengah, yaitu:

  1. Agro Techno Park di Garut sebagai pusat pengembangan agrikultur sekaligus obyek wisata edukatif.
  2. Special Economic Zone (SEZ) in Health-Tourism di Bali yaitu kawasan terintegrasi untuk keperluan medis sekaligus pariwisata.
  3. Wado Hydro Electric Powerplant, merupakan PLTA Sungai Cimanuk, Wado, berkapasitas 50 MW yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
  4. Wind Power Plant Tolo 2 yaitu pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 72 MW di Janeponto, Sulawesi Selatan.

Keempat proyek yang tergolong ekonomi berkelanjutan tersebut sebelumnya dikurasi oleh BI, IIPC Abu Dhabi. Proyek tersebut melakukan pameran dan presentasi langsung kepada calon investor.

Proyek ini diharapkan turut mendorong ekonomi hijau dan berkelanjutan demi masa depan bumi yang lebih baik.

Baca juga: Soal Transaksi Mencurigakan Rp 300 Triliun di Kemenkeu, Mahfud MD: Bukan Korupsi, Tapi Pencucian Uang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com