Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Perang Harga Tiket Pesawat: Menguntungkan atau Merugikan?

Kompas.com - 15/03/2023, 14:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEORANG teman mengirim link berita online kepada saya. Inti beritanya adalah salah satu maskapai penerbangan menjual tiket sangat murah, di bawah ketentuan tarif batas bawah yang ditetapkan oleh pemerintah.

Disebutkan juga bahwa perang harga tiket murah penerbangan sudah dimulai.

Di berita sebenarnya sudah disebutkan bahwa harga tiket itu melanggar Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 106 tahun 2019 tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.

Walaupun judulnya Tarif Batas Atas (TBA), di aturan tersebut diatur juga tentang Tarif Batas Bawah (TBB).

Link berita itu saya forward ke grup whatsapp yang berisi teman-teman beragam profesi dan latar belakang. Tanggapannya beragam. Ada yang senang dapat tiket murah.

Ada yang menganggap ini hanya gimmick maskapai untuk melariskan dagangannya. Namun tak sedikit yang bertanya khawatir, “Ada apakah ini?”

Sebagai konsumen, wajar bila kita senang dapat tiket murah. Karena dalam hitungan praktis, sisa uang dapat kita pakai untuk keperluan lainnya. Lumayan.

Namun apakah memang harus seperti itu? Nah, mari kita coba kulik soal perang harga tiket pesawat ini dengan perspektif yang lebih luas.

Saya kutip dari KM 106, dinyatakan bahwa pengaturan tarif penerbangan oleh pemerintah adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat dalam hal ini aspek kepentingan perlindungan konsumen dan perlindungan dari persaingan tidak sehat, keselamatan dan keamanan penerbangan, serta kepentingan penyelenggara jasa angkutan penerbangan.

Jika dipilah, ada dua komponen besar yang didapat, yaitu perlindungan terhadap konsumen (penumpang) dan di sisi lain perlindungan terhadap produsen dalam hal ini maskapai penerbangan.

Konsumen dilindungi dari harga tiket yang “mahal” dan dilindungi keselamatan plus keamanannya. Sedangkan produsen dilindungi dari persaingan usaha yang tidak sehat akibat harga yang rendah.

Menguntungkan

Sebagian teman saya mengatakan bahwa kondisi perang harga ini menguntungkan. Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga ikut gembira.

Menurut dia, saat inilah waktu terbaik bagi masyarakat untuk berwisata. Sandiaga mendorong masyarakat untuk membeli tiket pesawat yang murah untuk mendongkrak bisnis pariwisata.

Faktor harga memang salah satu yang paling berpengaruh dalam bisnis. Semua pakar pemasaran global seperti Neil Borden, Jerome McCarthy, Phillip Kotler hingga Hermawan Kertajaya mengamini hal tersebut.

Secara naluri, manusia memang akan selalu menggunakan prinsip ekonomi, yaitu mengeluarkan biaya yang minimal untuk mendapat hasil yang maksimal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com