JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), optimistis kinerja bisnis perusahaan dapat tumbuh dengan sehat pasca pandemi Covid-19. Optimisme ini dibangun dengan menyiapkan sejumlah strategi dan inovasi bisnis.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, akan fokus mengembangkan layanan laboratorium kesehatan berbasis kebutuhan personal masyarakat. Sebab, masyarakat akan kembali membutuhkan layanan dasar laboratorium kesehatan seperti uji diagnostik atau medical check up.
Selain itu, Prodia juga berfokus mengembangkan layanan uji kesehatan yang bersifat prediktif sehingga dapat mencegah berbagai penyakit. Pada saat bersamaan, layanan uji kesehatan tetap mengedepankan aspek presisi.
"Jadi kenapa 50 tahun Prodia mengambil tema Personal and Precise Partner for Yur Health, tidak cukup check up biasa, tetapi cek kesehatan, health check yang lebih kepada preventif dan prediktif," kata dia, dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pemerintah: Kalau Anak-anak Indonesia Tidak Pintar, Pendapatan Per Kapita Susah Naik
Menurut Dewi, fokus pengembangan itu berpotensi menjadi sumber pertumbuhan baru perusahaan ke depan. Lewat uji kesehatan personal yang prediktif, Prodia berusaha memanfaatkan momentum tingkat belanja kesehatan per kapita nasional yang masih rendah.
"Jadi menurut saya daripada belanja kesehatan setelah sakit walaupun tinggi jadi beban pemerintah di BPJS, lebih baik belanja kesehatan sebelum sakit. Itu yang menjadi optimisme kami," tuturnya.
Maksimalkan layanan digital
Untuk merealisasikan fokus bisnis yang telah dicanangkan, Prodia berencana melanjutkan pengembangan layanan digital atau digitalisasi. Dewi bilang, fokus pengembangan teknologi informasi sudah dijalankan sejak 2010.
"Saya ingat sekali waktu itu diangkat menjadi direktur utama 2009, saya meletakkan IT sebagai kekuatan atau backbone Prodia ke depannya," ujar dia.
Prodia pun terus membuat peta biru atau blueprint terkait pengembangan layanan digital secara berkala. Dari blueprint itu lah Prodia melakukan digitalisasi terhadap berbagai aspek bisnisnya, mulai dari operasional bisnis, pengujian, hingga pelayanan.
Oleh karenanya ketika pandemi Covid-19 muncul, Dewi mengaku tidak panik terhadap potensi gangguan operasional bisnis. Perseroan pun justru memanfaatkan momentum pandemi untuk mengakselerasi layanan digital.
"Dengan adanya pandemi ini semua diakselerasi, karena ada kebutuhannya, jadi kami tidak terlalu panik dengan kebutuhan digital," tuturnya.
Baca juga: Prodia Beri Sinyal Bakal Bagikan Dividen Tahun Ini, Simak Besarannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.