Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tengah Jadi Sorotan gara-gara AC Pesawat Mati Selama Terbang, Siapa Pemilik Super Air Jet?

Kompas.com - 24/03/2023, 12:42 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai Super Air Jet tengah menjadi sorotan publik. Hal ini tidak terlepas dari viralnya video yang menunjukan penumpang Super Air Jet kepanasan akibat pendingin ruangan atau AC kabin mati saat penerbangan.

Video yang diunggah akun TikTok @velyspuspa menunjukkan bahwa penumpang Super Air Jet kepanasan, terlihat dari baju yang dikenakan sudah basah kuyup karena keringat. Beberapa penumpang terlihat mencoba mengipas-ngipas badan dengan kertas dan pada latar belakang terdengar suara tangisan anak-anak.

"Kebayang enggak sih lu, 1 jam 50 menit di atas ketinggian tertentu dengan kondisi udara terbatas dan panas! Ada ibu hamil, anak bayi!" tulis akun tersebut.

Baca juga: Super Air Jet Nekat Terbang dengan AC Mati, Kemenhub Beri Teguran dan Minta Pesawat Diinspeksi

Menanggapi video viral tersebut, Direktur Utama Super Air Jet Ari Azhari mengatakan, penerbangan nomor IU-737 rute Bali menuju Jakarta itu mengalami gangguan tekanan udara pada kabin. Alhasil, gangguan tersebut membuat suhu udara di kabin menjadi lebih tinggi sehingga penumpang Super Air Jet kepanasan.

"Saat mencapai ketinggian 30.000 kaki di atas permukaan laut, ada indikasi sistem pengatur tekanan udara di kabin tidak berfungsi seharusnya (kurang maksimal) sehingga pilot harus menurunkan ketinggian pesawat. Gangguan ini menyebabkan suhu udara di kabin menjadi lebih tinggi dari semestinya," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Di tengah ramainya pembicaraan video tersebut, sejumlah pihak penasaran siapa sebenarnya bos besar dari Super Air Jet.

Baca juga: Misteri Matinya AC Pesawat Super Air Jet yang Bikin Penumpang Kepanasan

Pemilik Super Air Jet

Dilansir dari dokumen Debtwire, Super Air Jet masih dimiliki oleh pengusaha yang familiar dengan industri maskapai, yakni keluarga Rusdi Kirana. Kepemilikan itu dilakukan melalui PT Kabin Kita Top.

Perusahaan yang dikelola oleh putra dari Kusnan dan Rusdi Kirana, Farian dan Davin, itu menggenggam mayoritas saham Super Air Jet. Laporan Debtwire menyebutkan, Kabin Kita Top memiliki 99,8 persen saham maskapai yang meluncur pada 2021 itu.

Selain itu, pada pertengahan tahun 2021, keluarga Kirana melalui Lion Mentari Airlines tercatat pernah menyuntik dana langsung ke Super Air Jet. Pada saat itu, Super Air Jet mendapat dana sekitar Rp 518 miliar.

Namun demikian, pihak Lion Mentari Airlines atau Lion Air menegaskan, Super Air Jet bukan bagian dari Lion Group. Dengan demikian, Super Air Jet beroperasi di luar dari Lion Group.

Sebagai informasi, Rusdi Kirana memang merupakan sosok lama yang berkecimpung di industri maskapai. Ia mengawali binsis penerbangan pada 1999 dan menggagas penerbangan dengan konsep berbiaya murah.

Ia merupakan sosok founder Lion Air Group, yang saat ini membawahkan Lion Air, Batik Air, Wings Air, Malindo Air, dan Thai Lion Air.

Baca juga: Mengenal Rusdi Kirana, Sosok yang Disebut Suntik Dana Hampir Rp 1 Triliun ke Super Air Jet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com