Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pengusaha Tekstil Sepi Orderan di Awal Ramadhan 2023

Kompas.com - 01/04/2023, 07:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengungkapan permintaan akan pakaian jadi di industri tekstil menurun sebesar 30 persen pada Ramadhan tahun ini.

"Tahun ini agak berbeda, biasanya sih dua atau tiga bulan sebelum Ramadhan, mereka (industri tekstil) selalu penuh," katanya di Jakarta, Jumat (31/3/2023)

"Tapi tahun ini agak sedikit berbeda, mereka mengeluhkan ordernya sangat berkurang. Mereka mengeluhkan (penurunan) 30 persen teman-teman di IKM," ungkap Jemmy.

Baca juga: Menkop Peringatkan E-commerce Jangan Promosikan Pakaian Bekas Impor

Salah satu penyebab sepinya permintaan pakaian jadi adalah masuknya pakaian bekas impor ke Indonesia yang semakin meningkat.

"Jadi mereka sangat bersyukur ada ketegasan pemerintah untuk menyetop peredaran atau importasi pakaian bekas. Karena pakaian bekas kan seperti di Eropa dan Amerika itu program donasi. Kalau donasi kan gratis. Jadi hanya dibebankan ongkos kirimnya saja," ujar Jemmy.

Dibandingkan tahun lalu kata dia, kondisi industri tekstil pada Ramadhan tahun ini dinilai menurun. Sebab tahun lalu permintaan ekspor maupun domestik terkait pakaian jadi masih tinggi.

Baca juga: Bukan Hanya Pakaian Bekas, Pemerintah juga Bakal Tertibkan Sepatu Bekas Impor


"Tahun lalu cukup bagus karena ekspornya bagus, domestiknya bagus. Jadi industri TPT tahun 2021-2022 itu di kuartal pertama dan kedua dirasakan cukup bagus," ucapnya.

Setelah memasuki kuartal III-2022, barulah industri tekstil mulai merasakan dampak ekonomi global dengan masuknya produk-produk pakaian impor ke pasar dalam negeri.

Baca juga: Pemerintah Bukan Sasar Pedagang, tapi Buru Penyelundup Pakaian Bekas Impor

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com