Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janet Yellen Sebut Gagal Bayar Utang AS Bisa Picu Malapetaka Ekonomi

Kompas.com - 26/04/2023, 13:55 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyebut kegagalan kongres menaikkan pagu utang pemerintah yang bisa menyebabkan gagal bayar, akan memicu malapetaka ekonomi.

Hal tersebut juga dinilai dapat berdampak pada kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pada tahun selanjutnya.

Dalam sambutan yang disiapkan untuk acara di Washington dengan eksekutif bisnis dari California, Yellen mengatakan, "default" utang Amerika Serikat akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan.

Baca juga: 10 Kota Terbaik untuk Pekerja Remote di AS

Hal tersebut juga berpotensi mendorong pembayaran rumah untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit dari lebih tinggi.

Menurut Yellen, hal ini merupakan tanggung jawab kongres untuk meningkatkan batas pinjaman 31,4 triliun dollar AS.

Ia memperingatkan "default" utang akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dilakukan Amerika Serikat sejak pandemi Covid-19.

"Kegagalan utang kami akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan. Kegagalan akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal," ujar dia kepada anggota Kamar Dagang Metropolitan Sacramento, dilansir dari Moneycontrol, Rabu (26/4/2023).

Baca juga: Ketika Menkeu AS Janet Yellen Puji Kepemimpinan Sri Mulyani...


Ia menambahkan, ketika plafon utang tidak dinaikkan, bisnis AS akan menghadapi pasar kredit yang memburuk.

Pemerintah kemungkinan tidak akan dapat mengeluarkan pembayaran kepada keluarga militer dan manula yang bergantung pada jaminan sosial.

"Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang. Itu harus dilakukan tanpa syarat, dan seharusnya tidak menunggu sampai menit terakhir," imbuh dia.

Yellen mengatakan kepada anggota parlemen pada bulan Januari, pemerintah hanya dapat membayar tagihannya hingga awal Juni tanpa menaikkan batas pinjaman

Baca juga: Inflasi AS Capai 9,1 Persen dan Terbesar sejak 1981, Ini Kata Menkeu AS Janet Yellen

Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS membatasi jumlah yang dapat dipinjam. Hal ini lantaran pemerintah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan, pembuat undang-undang harus menaikkan plafon utang secara berkala.

Kevin McCarthy, pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat yang dikendalikan oleh Partai Republik, melontarkan rencana yang akan melipatgandakan pemotongan pengeluaran sebesar 4,5 triliun dollar AS dengan peningkatan batas utang sebesar 1,5 triliun dollar AS. Hal itu disebut sebagai dasar untuk negosiasi dalam beberapa minggu ke depan.

Sementara itu, Gedung Putih menegaskan kedua masalah itu tidak boleh dikaitkan. Senat yang dikendalikan Demokrat kemungkinan besar akan menolak proposal tersebut.

Baca juga: Sri Mulyani Bertemu Janet Yellen, Apa Saja yang Dibahas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com