Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Bayar Utang AS Bakal Guncang Tenaga Kerja dan Pasar Saham

Kompas.com - 04/05/2023, 15:23 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

WASHINGTON, KOMPAS.com - Ekonom Gedung Putih memperingatkan gagal bayar utang yang berlarut-larut akan menyebabkan hilangnya lebih dari 8 juta pekerjaan dan memangkas setengah pasar saham Amerika Serikat.

Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih dalam sebuah proyaksi baru memperjelas pertaruhan besar di balik potensi pelanggaran palfon utang.

"Kegagalan yang berlarut-larut kemungkinan akan menyebabkan kerusakan parah pada ekonomi, dengan pertumbuhan pekerjaan berayun dari laju kenaikan yang kuat saat ini menjadi kerugian yang berjumlah jutaan," kata para ekonom Gedung Putih dilansir dari CNN, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 5 Persen Dipicu Kondisi Gagal Bayar AS

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan AS dapat gagal bayar utangnya paling cepat 1 Juni 2023 jika Kongres tidak bertindak.

Laporan tersebut memperkirakan dampak dalam tiga skenario: brinksmanship, default singkat dan default berkepanjangan.

Bahkan skenario brinksmanship atau ketika default dihindari, akan menghapus 200.000 pekerjaan dan menurunkan 0,3 poin persentase dari produk domestik bruto tahunan.

Dalam default singkat, ekonomi akan kehilangan sekitar setengah juta pekerjaan dan tingkat pengangguran akan naik 0,3 poin persentase.

Baca juga: Janet Yellen Sebut Gagal Bayar Utang AS Bisa Picu Malapetaka Ekonomi


Ekonom Gedung Putih mengatakan, skenario terburuk adalah default berlarut-larut yang menghapus 8,3 juta pekerjaan.

Hal tersebut dapat menurunkan PDB sebesar 6,1 poin persentase dan membuat pasar saham ambruk hampir setengahnya.

Tak hanya itu, tingkat pengangguran dalam situasi itu, akan melonjak lima poin persentase.

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, skenario gagal bayar yang berlarut-larut membayangkan kebuntuan selama tiga bulan.

Sebagai catatan, proyeksi Gedung Putih mirip dengan yang dibuat oleh Moody's Analytics.

Analisis itu memperingatkan pada bulan Maret, default yang panjang dapat menelan biaya lebih dari 7 juta pekerjaan.

Baca juga: Penyelamatan First Republic Bank Bikin Senator AS Khawatir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com