Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Utang Rp 461.000 Triliun, Amerika Serikat Bisa Dinyatakan Gagal Bayar 1 Juni

Kompas.com - 04/05/2023, 20:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber APNews.com

WASHINGTON, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan, AS dapat dinyatakan gagal bayar utang paling cepat pada 1 Juni 2023.

Hal tersebut akan terjadi ketika Kongres AS tidak menaikkan atau menangguhkan otoritas pinjaman negara sebelum tenggat tersebut.

Utang AS saat ini disebut telah mencapai batas atau senilai 31,4 triliun dollar AS. Angka tersebut setara dengan kurang lebih Rp 461.000 triliun (kurs Rp 15.000).

Yellen menekankan, kalau tidak teratasi hal tersebut berpotensi memunculkan krisis keuangan global.

Baca juga: Janet Yellen Sebut Gagal Bayar Utang AS Bisa Picu Malapetaka Ekonomi

Untuk itu, melalui sepucuk surat, ia meminta Kongres AS untuk bertindak sesegera mungkin. Menurut dia, tidak mungkin memprediksi kapan AS akan kehabisan uang tunai.

“Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang di masa lalu, menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit Amerika Serikat,” kata Yellen dikutip dari APNews, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: Gagal Bayar Utang AS Bakal Guncang Tenaga Kerja dan Pasar Saham

Sementara itu, Departemen Keuangan AS berencana meningkatkan pinjaman selama kuartal II-2023 tahun 2023.

Amerika Serikat berencana untuk meminjam 726 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 10.089 triliun selama kuartal awal tahun ini. Angka itu lebih besar 449 miliar dollar AS atau setara Rp 6.735 triliun dari yang diproyeksikan pada Januari lalu.

Hal tersebut terpaksa dilakukan karena saldo kas awal kuartal yang lebih rendah dan proyeksi penerimaan pajak penghasilan yang lebih rendah dari perkiraan dan pengeluaran yang lebih tinggi.

“Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang, dan itu harus dilakukan tanpa syarat dan tidak boleh menunggu sampai menit terakhir. Saya percaya itu adalah tanggung jawab dasar para pemimpin bangsa kita untuk menyelesaikan ini,” imbuh Yellen.

Baca juga: Gubernur The Fed Khawatir dengan Pertumbuhan Utang AS

 


Di sisi lain, invasi Rusia ke Ukraina tetap menjadi beban pertumbuhan ekonomi AS.

Penjabat Asisten Sekretaris untuk Kebijakan Ekonomi Eric Van Nostrand mengatakan, perdebatan mengenai plafon utang menimbulkan risiko terbesar bagi posisi keuangan AS.

"Jika Kongres pada akhirnya menaikkan batas utang sebelum gagal bayar terjadi, ketidakpastian yang terjadi selanjutnya dapat meningkatkan biaya pinjaman dan menyebabkan tekanan keuangan lain yang akan melemahkan pasar tenaga kerja dan ekonomi kita,” tandas dia.

Baca juga: Harga Emas Dunia Tembus 2.039 Dollar AS Usai The Fed Naikkan Suku Bunga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com