JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Sentral Argentina kembali mengerek tingkat suku bunga acuannya sebesar 6 persen pada Senin (15/5/2023) waktu setempat. Dengan kenaikan tersebut, kini tingkat suku bunga acuan Bank Sentral Argentina berada pada level 97 persen.
Langkah kebijakan pengetatan moneter yang agresif diambil bank sentral, seiring dengan kesulitan yang dihadapi pemerintah Agrentina dalam mengatasi inflasi. Pada April 2023, inflasi Argentina masih menembus level 100 persen, level tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.
Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Argentina menjadi negara ketiga dengan kenaikan inflasi paling tinggi di dunia. Argentina hanya berada di belakang Venezuela dan Zimbabwe.
Baca juga: Inflasi Melonjak, Pertumbuhan Ekonomi Pakistan Stagnan
Selain meredam inflasi, Bank Sentral Argentina berharap, kenaikan tingkat suku bunga acuan yang agresif akan mendorong investasi dalam mata uang peso. Hal ini kemudian diharapkan dapat membantu menstabilkan peso yang telah terdepresiasi sebesar 23 persen terhadap dollar AS sejak awal 2023.
Dilansir dari CNN, jelang pemilihan presiden yang akan digelar pada Oktober mendatang, Menteri Keuangan Sergio Massa tengah fokus menghindari devaluasi mata uang yang lebih dalam dan meredam inflasi. Massa saat ini memang menjadi salah satu kandidat potensial dari partai pihak ketiga.
Akan tetapi, analis menilai pemerintah Argentina telah kalah dalam perang melawan inflasi. Hal ini terefleksikan dari laju inflasi yang terus melesat.
Baca juga: Demi Redam Inflasi, Inggris Naikkan Suku Bunga Lagi
"Menurut saya, pemerintah benar-benar kalah melawan inflasi," ujar mantan Deputi Manajer Bank Sentral Argentina, Miguel Kiguel, dikutip Selasa (16/5/2023).
Miguel menilai pemerintah Argentina terlambat dalam mengambil langkah. Ia membenarkan, kenaikan suku bunga merupakan salah satu senjata utama untuk memerangi inflasi. Namun kebijakan itu memerlukan waktu untuk memberikan dampak.
"Ketika bank sentral menaikan suku bunga, efeknya baru akan dirasakan dua atau tiga bulan setelahnya, dan jangka waktu itu tidak cocok dengan situasi Argentina saat ini," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.