JAKARTA, KOMPAS.com - Perbankan syariah di Indonesia memiliki potensi yang besar di Indonesia. Namun demikian, perbankan syariah masih belum dapat menunjukkan kinerja yang mentereng.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri telah mendorong pengembangan perbankan syariah melalui berbagai regulasi.
Pakar Keuangan Islam Mulya E. Siregar mengatakan, kelemahan perbankan syariah yaitu belum memiliki diferensiasi model bisnis dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Baca juga: Berapa Bunga Pegadaian Syariah Terbaru?
"(Perbankan syariah) masih copy paste perbankan konvensional, harusnya bisa create yang unik berangkat dari syariah, yang tidak bisa di-copas konvensional," ujar dia dalam Diskusi Media: Kinerja Hijra Bank dan Potensi Transformasi Digital Keuangan Syariah di Indonesia, Senin (29/5/2023).
Selain itu, Mulya mengatakan, perbankan syariah perlu menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk dapat mengoperasikan sistem teknologi yang mutakhir.
"Ada anggapan katanya SDM Syariah KW 2, dan IT ketinggalan," imbuh dia.
Selain itu, Mantan Deputi Komisioner OJK periode 2014-2017 itu menjelaskan, perbankan syariah perlu untuk memaksimalkan eksosistem syariah yang ada.
Baca juga: Prinsip Investasi Syariah, Benarkah Lebih Aman?
Perbankan syariah misalnya dapat menjalin kerja sama dengan pondok pesantren dan rumah sakit dengan mengintegerasikan keuangan komersial dan sosialnya.
Meskipun demikian, ia menekankan, perkembangan teknologi perbankan syariah juga perlu diimbangi dengan tingkat perkembangan keamanannya.
"SDM yang berkualitas dan IT yang up to date, harus seimbang dengan security-nya. Bagaimana peluang ini bisa ditemukan di BPRS," tandas dia.
Mulya menerangkan, potensi perbankan syariah tersebut dapat digarap bersama-sama dengan kontribusi dari bank umum syariah, unit usaha syariah (UUS) bank konvensional, dan bank perekonomian rakyat (BPR) syariah.
Baca juga: Mengenal Pegadaian Syariah dan Bedanya dengan Konvensional
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.